Eighteenth chapter: "So much fun! eps 3"
Ketakjuban itu masih terasa. Takjub atas suguhan alam yang diberikan oleh Allah. Stop. Kayaknya aku kecepetan menceritakan bagian itu di awal episode ini. Okay sekarang refleksi sejenak.
Pagi jam 8 rapat unit membahas evaluasi kegiatan kemarin dan kelanjutan pelaksanaan program keseluruhan. Terus dilanjutkan kumpul PJ yang diversifikasi pangan. Aku masuknya program interdisipliner. Wah, kinda little roaming. Habis membicarakan zat-zat gitu. Njuk aku jadi mikir, jangan-jangan di sini yang basic'nya IPS cuma aku doang? soalnya dari soshum lainnya itu IPA. Haha..pantesan sering rada roaming. Eh, bentar, ralat, aku basic'ny bukan IPS ding, tapi bahasa. haha, sansaya adoh maneh! Ya wislah whatever, yang penting hidup tetap bahagia.
Setelah itu, sambil perjalanan pulang kepondokan cewek, mampir ke tempat pembuatan kompos. Baru seminggu didiemin, jatah waktunya 3 minggu. Dibuka, di cek perkembangannya. Ternyata belum panas, makanya terus EM4'nya ditambah.
Jam 3 go jalan-jalan ke curug condong. Tadinya mau jam 1 tapi ternyata hujan menghadang. Ya wis lah udah ganti baju lagi. Eh, jam setengah 3 para cow opyak jadi jalan. Okay, siip laa..Berangkatlah kami ber-19 (Wahib nggak ikut cz lagi pulang). Aku nebeng Mbak Pam. Sebenernya medannya agak mengkhawatirkan bwt cew, lebih menanjak turun naik daripada ke curug muncar. Tapi kalau tangguh ya it's okay. Sepanjang perjalanan tu mataku nggak bisa lepas dari suguhan alam yang ada di kiri-kanan jalan.
Sampai suatu tempat, motor dititipkan di salah satu rumah warga. Lalu kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Nggak bisa pakai motor karena jalannya emang nggak bisa buat motor, tanah mblusuk slempit-slempit gitu. Gambarannya kayak di Nglanggeran gitulah, cuma bedanya kalau di sini rute'nya masih natural, lebih rimbun nylempit dan terjal. Hm, aku selalu suka medan jejalan yang seperti itu. Bukan hanya karena menantang, tapi lebih dari itu, aku lebih memandang dari sudut pandang landscape'nya. Menakjubkan.
And..here is the waterfall. Subhanallah, begitu kokoh. Di depannya ada sebuah batu besar. I was curious, bisa nggak sii mencapai batu itu biar bisa lebih dekat dengan sang waterfall. So, aku, rozaq, m boyke nyebrang sungai menuju batu paling gedhe yang ada di situ.
Subhanallah..ada desir yang terus-menerus menghinggap. Sekali lagi Allah mempersembahkan sebuah lukisan yang menakjubkan. Dari batu itu, hembusan angin terasa menyejukkan, hingga mampu membuat ujung jilbab yang kukenakan menari lincah. Angin yang berasal dari kuatnya gesekan air yang terjatuh pada sebuah kedung. Saking kuatnya hingga terlihat dengan jelas kabut angin yang diciptakannya menghembus sekitar. Percikan air pun dengan gemasnya menghampiri tiap wajah yang ada di dekatnya. Kuhirup nafas dalam-dalam biar sejuk itu pun mengusap seluruh partikel tubuhku. Gemuruh di dada masih terasa.
Nggak berapa lama, temen-temen yang lain pun menyusul menuju si batu besar, tempatku sudah bercokol beberapa menit lalu. Berposelah kami dengan gaya yang aduhai. Haha..I mean, it's like a happy family. Ada figur ibu, figur anak, cuma sayang kayaknya kok belum ada figur bapak ya? haha,, para cowok 7icon..peace. Aku sih, lebih excited dengan kekokohan sang waterfall. Sambil duduk mencakung di batu itu, kembali bercakap dengan percik air dan hembus angin. Oh ya,aku sempat membasuh mukaku dengan air di kedung itu lho! :) Bukan untuk apa-apa sebenarnya, aku lebih ingin berkenalan dengan sang air saja. Biar sang air tahu bahwa aku mencintainya. Tak perlu banyak berkata-kata padanya, cukup dengan menyatukannya ke dalam tubuhku.
Sekitar jam 5 beranjak untuk pulang. Berat sebenarnya kaki melangkah meninggalkan tempat itu. Tapi sebelum mentari beranjak ke peraduannya, kami harus sudah turun mengingat medan jalan yang aduhai dan licin pula setelah sempat diguyur hujan. Belum lagi jauh, hujan kembali bertandang, meski tak begitu deras. Hm, I really like it. Sudah lama tak bermain-main dengan sang hujan, mengingat ini musim kemarau. Bau segar hujan kembali menyeruak. Lagi, kuhirup dalam-dalam wanginya.
Oh ya, di tengah jalan, Mbak Rini yang boncengan dengan Mbak Yessy terjatuh. Kepleset. Tidak ada luka memar, tapi terasa nyeri katanya. Ya kita doakan saja semoga baik-baik saja dan cepat sembuh. Amin. Sampai pondokan maghrib..sambil nunggu antrian mandi, maghiban dulu. Eh, malah ketiduran habis maghriban. Bangun-bangun jam setengah delapan lebih dikit. Hah? Ada pendampingan belajar jam setengah delapan! Keluar kamar, ruang tengah sepi. Bertandang ke kamar sebelah tempat 'gank beauty', ternyata udah pada ke pondokan cowok buat pendampingan belajar, katanya. Tanpa tedeng aling-aling, nyamber handuk dan piranti mandi. Kebut mandi terus langsung tancep berangkat. Nyampe sana, ternyata hanya ada 4 anak yang belajar: heni, tika, hamam, m ricky. Ditanganin Mbak Uwi', Mbak Pam, m Mbak Dwi. Ya udah aku gabung m Mbak Uwi' aja belajar matematika bareng heni m tika. Usut punya usut ternyata banyak yang lagi pada yasinan, termasuk para cowok. Ya sudah, sedikit personil pun tetap bisa belajar. Nggak lama setelah anak-anak pulang, para cow juga pulang dari yasinan. You know what, masing-masing dari mereka bawa berkatan dua bungkus! Kata mereka di sana masih sisa dan anak KKN disuruh bawa pulang. Wah, yang mau program diet nggak bakal bisa jalan tuh kalau kayak gini terus! haha..
Well, 12.24 am right now. I better head off soon. Seperti biasanya, tinggal aku doang ini yang melek..huhu. Masih pingin cerita banyak sebenarnya, tapi karena waktu yang membatasi kita, terpaksa kita sudahi. Halah, apaa coba! Ya sudah, gek ndang bobok, besok masih banyak agenda. Terima kasih ya Allah atas pelajaran dan pengalaman menakjubkan hari ini, semoga bermanfaat dan semoga hari esok lebih baik daripada hari ini. Amiin.
PS. Song for this time: Unbelievable - Craig David. Pas lagi keputer. Aku nggak inget udh pernah menjadikan lagu ini 'song for this time' di chapter sebelumnya atau belum. Whatsoever, ada lirik yang fit banget sama hari ini: "Something so beautiful, flowing down like a WATERFALL."
Okay..Ciao!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar