Selasa, 13 November 2012

Galau Kok Karena Pacar!


Selasa, 13 Nov 12


"Menjadi jomblo bukanlah akhir dari kehidupanmu". Tag line itu mengudara beberapa waktu lalu di radio, di mana dalam suatu segmen acara si penyiar membahas tentang keuntungan menjadi jomblo (tidak punya pacar). Di situ lebih banyak dibahas tentang nilai kebebasan yang didapat, misalnya saja jadi bebas melakukan apa yang kita mau, bebas bergaul dengan teman-teman lawan jenis lainnya, hemat pengeluaran, dan hal-hal semacam itulah yang bersifat fisik.

Sangat sering kata-kata "hiburan" semacam itu kita dengar ditujukan bagi para jomblo yang baru saja putus supaya bisa move on. Saya pribadi merasa masih banyak lagi sisi positif yang didapat dari jomblo. Jika kata-kata "hiburan" yang sering kita dengar itu berangkat dari sisi negatif orang pacaran yang akhirnya dapat menimbulkan "sedikit" kelegaan setelah putus, saya berpikir kenapa tidak kita coba menggali dengan berangkat dari sisi positif orang jomblo yang akhirnya dapat rusak ketika pacaran? 

Pertama, jomblo membuat gelombang otak kita sehat dan tidak rusak. Inspirasi ini saya dapat dari seorang dosen di perkuliahan, malah. Sebagaimana dosen-dosen lain yang suka menyisipkan intermezzo dalam aktivitas perkuliahan, saya juga menikmati bagian intermezzo itu meskipun hanyalah joke-joke ringan tapi menusuk. 

Dosen tersebut menjelaskan mekanisme yang terjadi dalam otak orang yang pacaran. Berbagai macam emosi dan afeksi terkumpul di situ, bahagia, sedih, kasih sayang, marah, cemburu, dan lain-lain. Sisi positifnya adalah kaya akan emosi, karena bahkan orang yang pacaran bisa merasakan emosi-emosi itu dalam satu hari sekaligus. Tapi, hati-hati, setiap emosi yang kita rasakan akan membentuk gelombang otak yang berbeda-beda. Gampangnya saja ketika kita merasa bahagia, gelombang otak kita bergerak seirama dan tenang. Sebaliknya ketika kita merasa marah, gelombang otak bergerak sangat cepat dan tak beraturan. Masing-masing emosi memberikan gelombang otak yang konsisten, misalnya gelombang otak emosi bahagia tetap seirama sepanjang emosi itu kita rasakan. Sesuatu yang konsisten tidak akan menimbulkan kekacauan atau kebingungan.

Apabila dalam satu waktu kita mengalami berbagai macam emosi, maka gelombang otak kita juga mengikuti emosi kita. Jika dalam porsi yang seimbang, akan memperkaya dan menyehatkan otak. Akan tetapi, orang pacaran sekarang kebanyakan galau, merasakan banyak perpindahan emosi dalam waktu yang sangat sering dan sangat cepat. Bisa dibayangkan bagaimana bentuk gelombang otak yang terjadi kemudian. Sebentar lalu seirama, sebentar kemudian tak beraturan. Gerak yang terjadi sedemikian tidak konsisten. sebagaimana aliran listrik, jika aliran yang terjadi tidak konsisten maka akan menimbulkan konsleting. Seperti itulah yang juga terjadi dalam gelombang otak. Dalam porsi yang tidak seimbang bisa saja menimbulkan konsleting. Dengan demikian, manusia tersebut sedang tidak berada dalam kondisi sehat. 

Bandingkan dengan otak orang jomlo yang cenderung konsisten karena dapat menyeimbangkan perpindahan bentuk gelombang otak dalam porsi yang seimbang. Keseimbangan perpindahan gelombang tersebut tentu saja menghasilkan gelombang yang sehat dan dapat berpikir secara jernih. Sebuah joke dari dosen saya: "pacaran itu membuat gelombang otak menjadi rusak"

Kedua adalah tentang kepo. Dunia sekarang semakin dikuasai oleh social media. Bahkan kejujuran lebih berbicara di jejaring sosial seperti facebook dan twitter ketimbang ketika interaksi secara langsung. Bagi orang-orang pacaran yang kurang percaya kepada pasangannya, social media-lah yang mereka pegang. Hari-hari mereka disibukkan untuk menelanjangi timeline pasangan mereka karena takut pasangan mereka bertindak macam-macam atau berselingkuh. 

Kita sebagai orang jomblo bisa saja memiliki jam terbang yang sama dengan mereka untuk berselancar ke dunia maya. Tapi aktivitas yang dilakukan berbeda. Jika mereka (kaum berpacaran) sibuk memelototi timeline pasangannya, kita sibuk memelototi deretan berita, pengetahuan, atau info-info menarik yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pribadi kita. Bukankah hal itu akan lebih memberikan manfaat bagi masa depan dan kehidupan kita? Isi otak kita pun jadi lebih berkualitas dan berwawasan luas. 

Yang ketiga adalah bisa menjaga keselarasan dan keharmonisan hidup khalayak ramai. Hal ini masih berkaitan dengan kepo tadi itu. Ketika kepo timeline pasangan dan mengetahui bahwa pasangannya terdapat indikasi-indikasi perselingkuhan, orang akan bertindak agresif, atau minimal ada pergolakan dalam hatinya. Dia akan mulai tidak menyukai orang ketika tersebut. Dia pun akan mulai membenci pasangannya. Apabila merembet sampai pada tindakan nyata (misalnya melabrak orang ketiga itu), bisa dibayangkan berapa banyak musuh yang bermunculan. Orang ketiga tersebut tidak akan terima dengan labrakan itu, dia akan cerita dengan teman-temannya sehingga teman-temannya juga ikut membenci orang yang melabrak. Begitu juga dengan orang yang melabrak, akan cerita dengan teman-temannya tentang kelakuan pasangan dan orang ketiga, teman-temannya juga akan tidak suka dengan orang ketiga. Semakin banyaklah musuh bermunculan, padahal bisa jadi tidak saling kenal. 

Kita sebagai orang jomblo kemungkinannya sangat kecil untuk terlibat dalam lingkaran setan permusuhan itu. Alih-alih mendapatkan musuh, kita malah mendapatkan banyak teman karena kita memperluas pergaulan. Jika dikaitkan dengan poin kedua, kita kaum jomblo cenderung untuk "kepo" hal-hal yang berkualitas. Dari situ kita bisa memperluas wawasan. Ketika wawasan kita luas, orang cenderung untuk nyaman bertukar pikiran dengan kita sehingga kita akan memiliki banyak teman. 

So, masih mau bangga bergalau ria karena pacar? Mari bergalau! Hahaha...      


   

Jumat, 02 November 2012

Ini Hidup Terlewati, Ini Hidup Kau Mulai

Jumat, 2 Nov '12


Ini hidup terlewati
Ini hidup ketika kau mulai harus berdiri sendiri di atas kedua kakimu
Ketika kau menyadari bahwa kau haruslah berpikir tentang hidupmu
Apa yang akan kau lakukan, untuk apa dan siapa dirimu mengada,
Lantas akan kau kemanakan hidupmu?
Sisi dirimu bersorak atas kemenangan ini
Kala kau berhasil bergelut dengan sesuatu yang mungkin memenjarakanmu selama bertahun-tahun
Dan kau telah sampai di titik ini, maka kau disebut menang oleh orang-orang
Tapi benarkah kau menang?
Lihatlah, kau sedang ada di mana sekarang
Bahkan kau hampir-hampir tak tahu siapa dirimu jika kau tak cepat melangkah
Tapi kau masih perlu kompas untuk menjejakkan kakimu 
Kau tak bisa kembali meski dimensi di belakangmu kau rasa lebih nyaman
Jejakan kakimu pun berisi penuh tanggung jawab
Atas apa yang kau lewati, atas apa yang kau simpan, atas apa yang kau maknai
Ya, ini kemenangan. Ya, ini awal perjalanan. Ya, ini dimensi lain. Ya, ini awal perjuangan.
Ya, dan suatu saat kau akan sampai di ujung kemenangannya, berjalan ke dimensi lainnya


PS. Thanks God for this wonderful gift..hingga aku ada di titik ini, titik yang beberapa minggu lalu bahkan masih terasa sangat jauh dari jangkauan logika.

-03.08pm-