Minggu, 27 Oktober 2013

Sometimes, Your World is Spinning Around

Minggu, 27 Okt 13
11.26 pm

Sometimes, the world shocked me out. Ada hal-hal yang sama sekali tidak pernah kamu sangka sebelumnya. Ada hal-hal yang kenyataan sebenarnya sangat jauh berbeda dengan apa yang menghantui pikiranmu selama ini. Pun demikian dengan orang-orang yang kamu temui di sekitar. Semuanya bisa sangat berbeda dan tidak terbayangkan sebelumnya. Spin around. 

Beberapa dari mereka mungkin sudah kamu kenal. Tapi selalu ada yang menarik ketika kamu bertukar pikiran dengannya. Selalu ada hal baru yang membuatmu berkata "oh" dan "wow". Selalu ada pelajaran berharga di setiap perbincangan dengannya. Dan kamu merasa sayang untuk mengakhirinya. Diam-diam kamu berpikir bahwa Tuhan mendekatkan kamu dengan mereka karena suatu alasan. Karena dengannya lah kamu merasa menemukan sebagian sisi dirimu yang juga ada di sana. Karena dengannya lah kamu akan berpikir hal-hal yang sebelumnya tak terpikirkan olehmu. Karena bersamanya lah kamu melakukan hal-hal gila yang selama ini jarang atau bahkan tidak pernah kamu lakukan. Diam-diam kamu ingin selamanya seperti ini. Wish this never end. 

Beberapa yang lain belum lama kamu kenal atau teman lama yang sudah sekian tahun lost contact. Ada yang membatasi antara mu dan dia selama ini. Entah apa pun itu. Kamu tidak pernah membayangkan akan menemukannya lagi, bersitatap dengannya lagi, bahkan berbincang dengannya lagi. Ada yang membuatmu merasa hal itu mustahil. Mungkin kamu merasa masih ada jurang pemisah antara mu dan nya. Jurang pemisah yang masih membutuhkan waktu cukup lama untuk menunggu pergeseran lempengnya mendekat satu sama lain. Atau jurang pemisah yang memang tercipta karena lempengnya pernah bertabrakan pada suatu masa lampau dan hancur yang memunculkan jurang itu. Pada suatu ketika yang tak pernah jadi persangkaanmu, pergerakan lempeng mendekat itu terjadi, atau lempeng yang hancur itu mulai menumbuh, berusaha untuk merekatkan diri kembali pada dua lempeng di sampingnya. Kamu yang nyaris desperate atas adanya jurang itu seketika menemukan bara semangatnya. Tak pernah ada dalam pikiranmu, bahkan kamu mungkin sudah mulai menguburnya, tapi kini yang terjadi telah melampaui batas persangkaan. Perbincangan itu terjadi dan kamu merasa sangat ingin memencet tombol "pause" pada remote waktu. Kamu takut setelah ini lempeng bergerak menjauh lagi atau lempeng penyambung itu masih rapuh dan kembali hancur pada akhirnya.  

Dalam kondisi semacam itu, kamu nyaris merasa gila. Kamu nyaris tak menapak pada kesadaranmu, terbumbungkan oleh semacam rasa abstrak. "Hei, ini benar-benar terjadi!" mungkin kamu akan meneriakkan itu berulang kali. Tak apa. Teriakkan saja sebelum dirimu meledak. Dirimu tidak akan kuat menampung ribuan hal tak terduga yang menyerbu tiba-tiba. Teriakkan saja, biar kemudian tersisa ruang untukmu mengucap syukur. Ya, Tuhan lah yang suka memberikan kejutan-kejutan itu untukmu. Kejutan-kejutan kecil, kejutan romantis.

Dear pals, I'm glad to have you all. Thanks a lot for today, I've got a blast. You paint my day when it started to gray. I feel blessed being around you :) *hug* 

Kamis, 17 Oktober 2013

Kecamatan Kaligesing, Purworejo

Kecamatan Kaligesing terletak di ujung timur Kabupaten Purworejo dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kulonprogo, DIY. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Purworejo. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bagelen. Sedangkan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Loano.

Kecamatan Kaligesing memiliki luas wilayah 69 km2. Jumlah penduduk Kecamatan Kaligesing menurut data tahun 2000 sebanyak 35.562 jiwa. Kepadatan penduduk 513 jiwa/km2 (wikipedia). Kecamatan Kaligesing terdiri dari 21 Desa, yaitu:
1. Desa Donorejo dengan luas wilayah 5,96 km2
2. Desa Gunungwangi
3. Desa Hardimulyo 
4. Desa Hulosobo dengan luas wilayah 3,06 km2
5. Desa Jatirejo dengan luas wilayah 5,32 km2. Desa ini terletak di daerah perbatasan paling selatan dengan DIY. Satu-satunya wilayah di Kecamatan Kaligesing yang sulit dijangkau kendaraan.
6. Desa Jelok 
7. Desa Kaligono dengan luas wilayah 8,93 km2
8. Desa Kaliharjo dengan luas wilayah 3,47 km2
9. Desa Kedunggubah 
10. Desa Ngadirejo 
11. Desa Ngaran
12. Desa Pandanrejo dengan luas wilayah 2,70 km2
13. Desa Pucungroto dengan luas wilayah 1,24 km2
14. Desa Purbowono dengan luas wilayah 1,81 km2
15. Desa Somongari dengan luas wilayah 8,13 km2
16. Desa Somowono 
17. Desa Sudorogo dengan luas wilayah 2,66 km2
18. Desa Tawangsari dengan luas wilayah 1,96 km2
19. Desa Tlogo Rejo 
20. Desa Tlogobulu dengan luas wilayah 1,68 km2
21. Desa Tlogoguwo dengan luas wilayah 9,45 km2

Kecamatan Kaligesing ini cukup populer. Banyak aset dan potensi yang tersimpan di dalamnya. Di Kaligesing inilah tempat kelahiran pahlawan WR Supratman. Kaligesing juga disebut-sebut sebagai penghasil Kambing Ettawa dan penghasil Durian terbesar se-kabupaten dan terkenal hingga ke luar daerah. Tempat wisata pun menarik di Kaligesing ini, terutama wisata alam karena memang topografinya lebih tinggi. Saya pernah bersama-sama dengan keluarga dan saudara bermaksud ingin ke Goa Seplawan yang terdapat di Kaligesing ini. Belum sampai pada tempatnya, mesin mobil sudah berasap kepanasan karena saking tingginya tanjakan jalan. Kami memutuskan untuk berbalik dan membatalkan agenda itu. Sampai sekarang belum keturutan lagi, padahal menurut penuturan teman-teman yang sudah pernah, Goa Seplawan ini memiliki daya tarik tersendiri. Yah, saya berharap suatu saat nanti punya kesempatan untuk mengunjunginya. Kaligesing juga sering menjadi jalur alternatif menuju Jogjakarta, selain lewat Wates. Lebih dekat, lebih sepi (tidak macet), tetapi memang jalannya naik-turun dan berkelok-kelok.

Ini dia peta administrasi Kecamatan Kaligesing
Untuk gambar yang lebih jelas, kunjungi https://docs.google.com/file/d/0B9ckSp008ZxBX3BKQUZjZ2t5S1U/edit , untuk resolusi yang lebih tinggi.

Kecamatan Purwodadi, Purworejo

Kecamatan Purwodadi terletak di bagian selatan Kabupaten Purworejo. Luas wilayah Kecamatan Purwodadi adalah 54 km2. Jumlah penduduk menurut data tahun 2000 sebanyak 40.789 jiwa. Kepadatan penduduk 757 jiwa/km2 (Wikipedia).

Letak geografis Kecamatan Purwodadi
sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia
sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Banyuurip
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bagelen
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ngombol

Kecamatan Purwodadi terdiri dari 40 Desa, 103 Dusun, 96 RW, 272 RT, dengan perkembangan Desa semuanya sudah swasembada. 40 Desa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Banjarsari
2. Blendung
3. Bongkot
4. Bragolan
5. Brondongrejo
6. Bubutan
7. Gedangan
8. Geparang
9. Gesing
10. Guyangan
11. Jatikontal
12. Jatimalang
13. Jenar Kidul
14. Jenar Lor
15. Jenar Wetan
16. Jogoboyo
17. Jogoresan
18. Karanganyar
19. Karangmulyo
20. Karangsari
21. Kebonsari
22. Keduren
23. Kentengrejo
24. Keponggok
25. Kesugihan
26. Ketangi


27. Nampu
28. Nampurejo
29. Plandi
30. Pundensari
31. Purwodadi
32. Purwosari
33. Sendangsari
34. Sidoharjo
35. Sukomanah
36. Sumberejo
37. Sumbersari
38. Tegalaren
39. Tlogorejo
40. Watukuro

Peta administrasi Kecamatan Purwodadi







Rabu, 16 Oktober 2013

Antara Superhero dan Komunikasi

Rabo, 16 Oktober 2013
17.00

Seratus Persen - Joshua March

Semalam telah berlalu
Ketika kita berdua janji bertemu
Karena semangatnya aku
Mungkin ku lupa aku tak ada uang
Pusing kepalaku jadinya

Angkat telponku, balas pesanku
Berikan waktu untuk ku jelaskan
Maaf aku tak datang semalam
Uangku hanya lima ribu
Maafkanku yang tak bisa penuhi
Semuanya kau mau oh sayang
Cintaku begini namun cintaku kepadamu
Woo seratus persen

Kau telah pergi dariku
Dan takkan kembali
Aku kan tetap menanti

Angkat telponku, balas pesanku
Berikan waktu untuk ku jelaskan
Maaf aku tak datang semalam
Uangku hanya lima ribu
Maafkanku yang tak bisa penuhi
Semuanya kau mau oh sayang
Cintaku begini namun cintaku kepadamu
Woo (seratus persen) seratus persen

Lagu lantunan Joshua March ini blow up sekitar bulan April-Mei 2012. Temponya asyik, ear catching membuat kita ingin menjentikkan ibu jari ketika mendendangkannya. Karena nadanya asyik, saya sempat memasukkan lagu ini dalam playlist mp3 di hp saya, tapi hanya bertahan beberapa minggu saja karena mungkin saya memang tidak terlalu "in" dengan liriknya. Lucu sih liriknya, cocok buat nyacat "ih, gitu doang lho, kok ya bisa bikin rusak hubungan?". Mungkin itu yang menjadi daya tarik saya pada awalnya, karena saya merasakan ada kepuasan setelah mendengarkan lagu ini kemudian mencacatnya dan ngebego-begoin si cowok dan si cewek dalam cerita lagu itu. Saya menganggap mereka berdua ini sama sekali tidak logis.  Hingga lama-lama saya capek mencacat dan memilih untuk menghapus lagu itu dari playlist mp3 hp saya. Di laptop, lagu itu masih saya simpan tapi tidak pernah saya pasang.

Tapi sore ini, setelah sekian lama saya tidak mendengar lagu ini, akhirnya saya mendengarnya di salah satu stasiun radio. Saya sudah hampir mencacat, tapi kemudian saya merasa terlalu jahat. Mungkin saya memang menganggap masalah mereka sangat sepele dan tidak logis untuk dijadikan alasan putus. Tapi bukankah itu menurut saya? Bagaimana menurut mereka? Mereka menganggap ini masalah yang serius dan saya takut mengakui bahwa saya mulai menganggap hal itu masalah yang serius pula. Saya semacam menjilat ludah sendiri, mungkin. haha.

Jadi masalah yang terjadi di sini adalah si cowok tidak jadi datang mengapel ke kediaman si cewek padahal mereka sudah janji untuk bertemu. Alasan si cowok tidak datang adalah karena dia hanya punya duit lima ribu rupiah. Mungkin aktivitas ketemuan mereka biasanya makan malam bersama dan si cowok lah yang membayar makan malam mereka. Menurut si cowok, duit lima ribu rupiah itu tidak cukup untuk biaya makan malam mereka berdua. Si cowok malu untuk jujur kalau duitnya habis tidak cukup untuk makan berdua sehingga dia memilih untuk tidak datang ke tempat ceweknya dan tanpa alasan pada mulanya. Entahlah mungkin dia bingung mencari alasan yang tepat untuk itu. Ini jalan pikiran si tokoh cowok.

Lalu bagaimana jalan pikiran si tokoh cewek? Si cewek di sini posisinya tidak tahu bahwa alasan cowoknya mengkhianati janji adalah karena duit yang tidak cukup untuk mentraktir makan malam. Fakta yang diketahui si cewek adalah cowoknya tidak menepati janji. Udah itu aja. Si cewek merasa dikhianati dan dia marah karenanya sehingga telepon dan sms dari cowok itu tidak dia respon. Akhirnya si cewek memilih untuk pergi dari si cowok. Di sini sih menurut interpretasi saya, mereka putus akhirnya.

Nah lho, nangkep sesuatu dari sini? Yap, ada dua masalah di sini. Pertama masalah gengsi seorang lelaki dan kedua masalah komunikasi. Kelemahan para lelaki adalah keinginannya untuk selalu menjadi superhero bagi perempuannya. Kenapa saya bilang itu kelemahan? Karena ketika hal itu menjadi sebuah keharusan bagi seorang lelaki, dia akan melupakan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh perempuannya. Seperti kisah dalam lagu Seratus Persen ini, si tokoh cowok menganggap bahwa pacaran itu ya makan malam berdua, makan malam berdua ya harus cowok yang mbayarin nggak boleh cewek. Jadi dalam pikiran si cowok hanya ada dua pilihan baginya: mbayarin makan atau kalau tidak bisa berarti tidak usah ketemu malam ini. Si cowok merasa harga dirinya akan jatuh ketika tidak bisa membayari makan malam ceweknya sedangkan dia tidak punya ide aktivitas lain selain makan bareng. Di pikirannya hanya ada kalimat "orang pacaran itu ya makan bareng". Cowok berusaha menjadi superhero. Kalau tidak bisa membayari makan, maka tidak bisa disebut superhero.

Padahal, jika kita menilik isi pikiran perempuan, akan sangat jauh berbeda. Bagi cewek, aktivitas pacaran tidak harus dihabiskan dengan makan bareng dan tidak harus cowok yang membayari. Ya, mungkin tidak semuanya beranggapan seperti itu. Bagi cewek-cewek "pemanfaat" akan mengharuskan cowoknya untuk membayari di setiap makan-makan mereka. Tapi paling tidak, ada hal yang jauh lebih penting dari itu semua. Kehadiran lelakinya. Sekali lagi kehadirian cowoknya. Kaum lelaki seringkali melupakan hal ini. Bagi perempuan, hal yang terpenting dari hubungannya dengan lelaki adalah bisa bertemu, berbincang dari hati ke hati, dan diperhatikan. Hal itulah yang sebenarnya membuat cewek merasa spesial, bukan gratisnya makan yang didapat dari cowoknya. Cewek pun sebenarnya tidak masalah apabila makan mereka membayar sendiri-sendiri.

Di sini jalan pikiran mereka berbeda. Masalah akan selesai apabila ada komunikasi di antara mereka, dan sebaliknya menjadi semakin bertumpuk apabila mereka gagal menjalin komunikasi. Yang terjadi dalam lagu ini adalah mereka gagal menjalin komunikasi sehingga berujung dengan putusnya mereka. Si cowok bermaksud ingin menjelaskan kepada ceweknya tentang alasannya menggagalkan pertemuan itu. Lewat telepon, tidak diangkat oleh si cewek. Lewat sms, ada dua kemungkinannya di sini, tergantung dari isi sms si cowok. Si cowok sudah benar ingin menjelaskan apa yang terjadi melalui telepon. Tetapi ketika telepon itu tidak direspon kemudian dia sms hanya berisi meminta si cewek untuk mengangkat teleponnya, di sini si cowok gagal menjalin komunikasi. Kenapa? Karena dia gagal menyampaikan maksudnya. Perempuan, dalam kondisi seperti itu kemudian tidak mengangkat telepon, berarti dia memang sedang tidak ingin berbicara dengan cowoknya. Nah, apakah dengan begitu si cowok terus memaksa si cewek atau malah membiarkannya dalam kemarahan? Tidak. Ada cara untuk menyampaikan penjelasan itu sekaligus hal yang bisa meredakan kemarahannya, yaitu dengan sms. Ketika menjelaskan melalui telepon tidak memungkinkan, bisa kan menjelaskan melalui sms? Menjelaskan tentang apa yang memang ingin dijelaskan, bukan meminta untuk mengangkat teleponnya. Hei, itulah yang membuat cewek merasa spesial, bukan?

Jika sms yang dilayangkan si cowok setelah mengetahui telepon tidak diangkat itu sudah berisi penjelasan yang sedianya akan dijelaskan lewat telepon, tetapi respon ceweknya masih tidak baik, berarti si cewek yang gagal berkomunikasi. Cowoknya sudah berusaha menjelaskan duduk perkaranya, tetapi si cewek tidak bersedia untuk mengkomunikasikan pula apa yang ada dalam pikirannya "waktu itu" dan apa yang menjadi keinginannya. Sehingga ya sudah, mereka berdua tidak bertemu dalam masalah yang sama, tidak mengetahui solusi yang bahkan ada sangat dekat dengan mereka. Berpisahlah mereka dengan alasan yang mungkin kedengarannya sangat tidak logis, tapi barusaja kita bisa melogiskannya. Paling tidak.

Selasa, 15 Oktober 2013

Kecamatan Kutoarjo

Letak geografis Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo:
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Grabag
sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kemiri, Bruno, Pituruh, dan Gunung Tugel
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bayan
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Butuh

Kutoarjo pernah menjadi kabupaten tersendiri di Provinsi Jawa Tengah. Akan tetapi semenjak tahun 1934 wilayahnya bergabung dengan Kabupaten Purworejo. Kecamatan Kutoarjo terdiri dari 21 Desa dan 6 Kelurahan. Luas wilayah Kecamatan Kutoarjo 37,59 km2 dengan jumlah pendududuk 58.103 (sensus 2010). Kutoarjo menempati urutan kedua terbanyak dari jumlah penduduk di Kabupaten Purworejo. Meskipun begitu, laju pertumbuhan penduduk cukup rendah yaitu sebesar -0,33%.

6 Kelurahan di Kecamatan Kutoarjo adalah sebagai berikut:
1. Kelurahan Bandung
2. Kelurahan Bayem
3. Kelurahan Katerban
4. Kelurahan Kutoarjo
5. Kelurahan Semawung Daleman
6. Kelurahan Semawung Kembaran

21 Desa di Kecamatan Kutoarjo adalah sebagai berikut
1. Desa Kaligesing
2. Desa Karangrejo
3. Desa Karangwuluh
4. Desa Kebondalem
5. Desa Kemadu Lor
6. Desa Kepuh
7. Desa Kiyangkongrejo
8. Desa Kuwurejo
9. Desa Majir
10. Desa Pacor
11. Desa Pringgowijayan
12. Desa Purwosari
13. Desa Sidarum
14. Desa Sukoharjo
15. Desa Suren
16. Desa Tepus Kulon
17. Desa Tepus Wetan
18. Desa Tunggorono
19. Desa Tuntungpahit
20. Desa Tursino
21. Desa Wirun

Kutoarjo ini merupakan tanah kelahiran saya. Meskipun saya mengalami beberapa kali pindah rumah, tapi saya tetap berada di lingkup Kecamatan Kutoarjo. Kutoarjo dengan sejuta cinta, Kutoarjo dengan kehangatan warna-warninya. Tentang Kutoarjo ini akan ada pembahasan lebih lengkap di postingan tersendiri. Dari lahir, masa kanak-kanak, sekolah SD dan SMP saya habiskan di Kutoarjo ini. Yah, membicarakan tempat kelahiran membutuhkan bab tersendiri, bukan? *kedip*

Ini nih peta administrasi Kecamatan Kutoarjo

































Kalau gambarnya kurang jelas, bisa dilihat di https://docs.google.com/file/d/0B9ckSp008ZxBYjY2cGdNam1Hemc/edit untuk hasil resolusi yang lebih tinggi.

Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo

Menurut data dari situs resmi Kecamatan Purworejo, kecamatan ini memiliki luas wilayah 52,73 kilometer persegi. Terdiri dari 9 Desa dan 14 Kelurahan. Data sensus penduduk tahun 2011, jumlah penduduk di Kecamatan Purworejo sebanyak 96.620 jiwa, kepadatan penduduknya sekitar 1.870 jiwa/km2.
Sembilan Desa tersebut adalah:
1. Desa Pacekelan dengan luas wilayah 5,27 km2
2. Desa Plipir dengan luas wilayah 1,49 km2
3. Desa Brenggong dengan luas wilayah 3,40 km2
4. Desa Ganggeng dengan luas wilayah 1,88 km2
5. Desa Semawung dengan luas wilayah 2,65 km2
6. Desa Wonoroto dengan luas wilayah 1,02 km2
7. Desa Sidorejo dengan luas wilayah 2,31 km2
8. Desa Wonotulus dengan luas wilayah 1,84 km2
9. Desa Sidomulyo dengan luas wilayah 4,15 km2

Sedangkan 14 Kelurahan di Kecamatan Purworejo yaitu
1. Kelurahan Cangkrep Kidul dengan luas wilayah 2,50 km2
2. Kelurahan Cangkrep Lor dengan luas wilayah 2,34 km2
3. Kelurahan Tambakrejo dengan luas wilayah 1,73 km2
4. Kelurahan Kedungsari dengan luas wilayah 2,64 km2
5. Kelurahan Pangenrejo dengan luas wilayah 2,10 km2
6. Kelurahan Pangenjuru Tengah dengan luas wilayah 1,73 km2
7. Kelurahan Doplang dengan luas wilayah 1,45 km2
8. Kelurahan Sindurjan dengan luas wilayah 1,11 km2
9. Kelurahan Paduroso dengan luas wilayah 0,73 km2
10. Kelurahan Purworejo dengan luas wilayah 2,51 km2
11. Kelurahan Mranti dengan luas wilayah 1,24 km2
12. Kelurahan Mudal dengan luas wilayah 0,94 km2
13. Kelurahan Keseneng dengan luas wilayah 1,56 km2
14. Kelurahan Baledono dengan luas wilayah 1,71 km2

Jarak Kecamatan Purworejo ini cukup jauh dari rumah saya, sekitar 10 kilometer-an jauhnya. Tapi sebagai seorang yang SMAnya berada di salah satu kelurahan di Kecamatan Purworejo ini, saya sedikit banyak tahu dan pernah merambah beberapa kelurahannya. Yah, meskipun beberapa juga ada yang hanya lewat jalanannya saja, paling tidak saya sudah mencicipnya. Haha. Teman-teman saya pun kebanyakan berasal dari Kecamatan Purworejo ini. Tentang SMA saya, akan saya bahas di postingan tersendiri kelak. Akan ada banyak cerita di sana :).

Ini nih peta administrasi Kecamatan Purworejo





































Kalau gambarnya kurang jelas, bisa dilihat di https://docs.google.com/file/d/0B9ckSp008ZxBeEkyV2pJRlkweXM/edit untuk resolusi yang lebih besar.


Rabu, 09 Oktober 2013

Psikologi Transpersonal: "Perjalanan" Self (the beginning)


Materi kuliah beberapa waktu yang lalu adalah tentang psikologi transpersonal. Psikologi transpersonal berbicara tentang bagaimana menggali aspek spiritual dan bagian dirinya yang paling dalam, sebagaimana ketika diri (self) mencapai transendensi. 

Mencapai jiwa transendental berarti letting go, melepaskan segala atribut diri yang bersifat keduniawian. Itu berarti juga dengan "being no one" dan mengembalikan posisi diri seperti awal ketika berada dalam alam lauful mahfud (jika dalam Islam). Sepintas lalu spiritual hampir mirip dengan agama. Akan tetapi kedua hal itu berbeda. Agama lebih bersifat ajaran dan nilai-nilai yang terorganisir sebagai penuntun hidup. Agama sudah terkotak-kotak dalam sistem, seperti Islam, Kristen, Khatolik, dll masing-masing memiliki ajarannya sendiri. Sementara spiritual adalah pencarian jiwa akan hakikat Tuhan dan tidak terikat dengan agama apapun.  

Lantas bagaimana kita bisa melakukan perjalanan spiritual untuk mencapai jiwa transendental itu? Kita sering dengar istilah relaksasi. Nah, cara paling sederhana untuk mencapai transendensi diri itu dengan cara relaksasi. Latihan pernapasan dan imagery. Sebagaimana yang kita tahu, di dalam tubuh kita terdapat bermacam-macam energi. Dengan latihan pernapasan, dimaksudkan untuk meningkatkan aliran energi dalam tubuh kita. Energi terbesar dari sesuatu berada pada titik tengahnya yang berisi kekosongan. Energi itulah yang disebut sebagai energi kosmik, yang pada akhirnya membentuk zat, termasuk jiwa. 

Pada perkuliahan saya beberapa waktu yang lalu itu kami melakukan latihan relaksasi. Kami berdiri melingkar. Sambil memejamkan mata, kami menarik nafas panjang, tahan di perut, dan keluarkan lewat mulut perlahan-lahan. Begitu seterusnya berulang-ulang. Kami diminta untuk konsentrasi mendengarkan suara-suar a sekitar dan membayangkan berada di suatu tempat. Saya, yang selama ini lebih sering relaksasi dengan posisi duduk, merasa agak aneh dan kesulitan berkonsentrasi sambil berdiri pada awalnya. Tapi untungnya tertolong dengan atur pernafasan itu tadi jadi bisa lebih rileks. Menurut penjelasan dosen, jika selama relaksasi ada bagian-bagian tubuh yang terasa sakit, di situlah aliran energinya tidak lancar.

Sesi kedua, masih memfungsikan pernafasan sebagai sarana mengalirkan energi, kami diminta untuk membuat lingkaran-lingkaran imajiner dari peran diri kita di dunia ini. Dimulai dari lingkaran tengah, yaitu lingkaran self di mana kita merasa aman berada di dalamnya, merasa tenang, terang, dan bersih. Kemudian, dari lingkaran tengah itu berpindah ke sebuah lingkaran lain. Di situ kami membayangkan menjalani peran hidup kami yang menyenangkan. Imajinasi-imajinasi itu dibuat sedetail mungkin dan rasakan bagaimana nyamannya. Setelah itu, dari lingkaran peran menyenangkan, berpindah lagi ke lingkaran peran yang berat. Kami membayangkan menjalani sebuah peran yang menurut kami paling berat dijalani. Sama, imajinasi ini juga detail dan rasakan bagaimana beratnya.

Setelah merasa cukup berat berada dalam lingkaran peran yang tidak menyenangkan itu, kami kemudian kembali lagi ke lingkaran tengah. Lingkaran self di mana kita merasa nyaman dan tenang berada di dalamnya. Di sini, kami melepaskan semua beban-beban dari lingkaran sebelumnya. Kemudian kami "kembali ke dunia sekarang" setelah merasa cukup aman dan nyaman dengan posisi diri kita.

Setelah membuka mata, saya merasakan perasaan yang luar biasa. Ada haru yang menyelinap, ada perasaan teramanahi, dan ada kehangatan cinta di sini. Saya lihat sekeliling. Teman-teman saya, beberapa ada yang menangis. Mereka punya cerita transendensi sendiri-sendiri atas "perjalanan" yang barusaja kami lakukan.

Di situlah letak psikologi transpersonal berada. Mengajak kita untuk memahami peran-peran apa yang sebenarnya sedang kita jalani di dunia ini. Apa, mengapa, dan bagaimana. Memahami bagaimana pola perputaran energi kosmis yang sedang terjadi. Di mulai dari mengenali peran diri kita sendiri sebelum akhirnya bisa memahami peran-peran hidup orang lain.


Jumat, 04 Oktober 2013

Sejarah Kabupaten Purworejo

Tulisan "Purworejo" di salah satu sisi alun-alun 

Hari ini 5 Oktober 2013 adalah hari jadi Kabupaten Purworejo ke- 1112. Sebagai warga Kabupaten Purworejo, saya merasa wajib untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Purworejo itu. Setelah saya searching, ketemu lah cerita sejarah ini.

Hamparan wilayah yang subur di Jawa Tengah Selatan antara Sungai Progo dan Cingcingguling sejak jaman dahulu kala merupakan kawasan yang dikenal sebagai wilayah yang masuk Kerajaan Galuh. Oleh karena itu menurut Profesor Purbocaraka, wilayah tersebut disebut sebagai wilayah Pagaluhan dan kalau diartikan dalam bahasa Jawa, dinamakan : Pagalihan. Dari nama “Pagalihan” ini lama-lama berubah menjadi : Pagelen dan terakhir menjadi Bagelen. Di kawasan tersebut mengalir sungai yang besar, yang waktu itu dikenal sebagai sungai Watukuro. Nama “ Watukuro “ sampai sekarang masih tersisa dan menjadi nama sebuah desa terletak di tepi sungai dekat muara, masuk dalam wilayah Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Di kawasan lembah sungai Watukuro masyarakatnya hidup makmur dengan mata pencaharian pokok dalam bidang pertanian yang maju dengan kebudayaan yang tinggi.

Pada bulan Asuji tahun Saka 823 hari ke 5, paro peteng, Vurukung, Senin Pahing (Wuku) Mrgasira, bersamaan dengan Siva, atau tanggal    5 Oktober 901 Masehi, terjadilah suatu peristiwa penting, pematokan Tanah Perdikan (Shima). Peristiwa ini dikukuhkan dengan sebuah prasasti batu andesit yang dikenal sebagai prasasti Boro Tengah atau Prasasti Kayu Ara Hiwang.

Prasasti yang ditemukan di bawah pohon Sono di dusun Boro tengah, sekarang masuk wilayah desa Boro Wetan Kecamatan Banyuurip dan sejak tahun 1890 disimpan di Museum Nasional Jakarta Inventaris D 78 Lokasi temuan tersebut terletak di tepi sungai Bogowonto, seberang Pom Bensin Boro.

Dalam Prasasti Boro tengah atau Kayu Ara Hiwang tersebut diungkapkan, bahwa pada tanggal 5 Oktober 901 Masehi, telah diadakan upacara besar yang dihadiri berbagai pejabat dari berbagai daerah, dan menyebut-nyebut nama seorang tokoh, yakni : Sang Ratu Bajra, yang diduga adalah Rakryan Mahamantri/Mapatih Hino Sri Daksottama Bahubajrapratipaksaya atau Daksa yang di identifikasi sebagai adik ipar Rakal Watukura Dyah Balitung dan dikemudian hari memang naik tahta sebagai raja pengganti iparnya itu.

Pematokan (peresmian) tanah perdikan (Shima) Kayu Ara Hiwang dilakukan oleh seorang pangeran, yakni Dyah Sala (Mala), putera Sang Bajra yang berkedudukan di Parivutan. Pematokan tersebut menandai, desa Kayu Ara Hiwang dijadikan Tanah Perdikan(Shima) dan dibebaskan dari kewajiban membayar pajak, namun ditugaskan untuk memelihara tempat suci yang disebutkan sebagai “parahiyangan”. Atau para hyang berada.

Dalam peristiwa tersebut dilakukan pensucian segala sesuatu kejelekan yang ada di wilayah Kayu Ara Hiwang yang masuk dalam wilayah Watu Tihang.
“ … Tatkala Rake Wanua Poh Dyah Sala Wka sang Ratu Bajra anak wanua I Pariwutan sumusuk ikanang wanua I Kayu Ara Hiwang watak Watu Tihang …”

Wilayah yang dijadikan tanah perdikan tersebut juga meliputi segala sesuatu yang dimiliki oleh desa Kayu Ara Hiwang antara lain sawah, padang rumput, para petugas (Katika), guha, tanah garapan (Katagan), sawah tadah hujan (gaga).

Disebut-sebutnya “guha” dalam prasasti Kayu Ara Hiwang tersebut ada dugaan, bahwa guha yang dimaksud adalah gua Seplawan, karena di dekat mulut gua Seplawan memang terdapat bangunan suci Candi Ganda Arum, candi yang berbau harum ketika yoninya diangkat. Sedangkan di dalam gua tersebut ditemukan pula sepasang arca emas dan perangkat upacara. Sehingga lokasi kompleks gua Seplawan di duga kuat adalah apa yang dimaksud sebagai “parahyangan” dalam prasasti Kayu Ara Hiwang.

Upacara 5 Oktober 901 M di Boro Tengah tersebut dihadiri sekurang-kurangnya 15 pejabat dari berbagai daerah, antara lain disebutkan nama-nama wilayah : Watu Tihang (Sala Tihang), Gulak, Parangran Wadihadi, Padamuan (Prambanan), Mantyasih (Meteseh Magelang), Mdang, Pupur, Taji (Taji Prambanan) Pakambingan, Kalungan (kalongan, Loano).

Kepada para pejabat tersebut diserahkan pula pasek-pasek berupa kain batik ganja haji patra sisi, emas dan perak. Peristiwa 5 Otober 901 M tersebut akhirnya pada tanggal 5 Oktober 1994 dalam sidang DPRD Kabupaten Purworejo dipilih dan ditetapkan untuk dijadikan Hari jadi Kabupaten Purworejo. Normatif, historis, politis dan budaya lokal dari norma yang ditetapkan oleh panitia, yakni antara lain berdasarkan pandangan Indonesia Sentris.

Perlu dicatat, bahwa sejak jaman dahulu wilayah Kabupaten Purworejo lebih dikenal sebagai wilayah Tanah Bagelen. Kawasan yang sangat disegani oleh wilayah lain, karena dalam sejarah mencatat sejumlah tokoh. Misalnya dalam pengembangan agama islam di Jawa Tengah Selatan, tokoh Sunan Geseng diknal sebagai muballigh besar yang meng-Islam-kan wilayah dari timur sungai Lukola dan pengaruhnya sampai ke daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupatn Magelang.

Dalam pembentukan kerajaan Mataram Islam, para Kenthol Bagelen adalah pasukan andalan dari Sutawijaya yang kemudian setelah bertahta bergelar Panembahan Senapati. Dalam sejarah tercatat bahwa Kenthol Bagelen sangat berperan dalam berbagai operasi militer sehingga nama Begelen sangat disegani.

Paska Perang Jawa, kawasan Kedu Selatan yang dikenal sebagai Tanah Bagelen dijadikn Karesidenan Bagelen dengan Ibukota di Purworejo, sebuah kota baru gabungan dari 2 kota kuno, Kedungkebo dan Brengkelan.

Pada periode Karesidenan Begelen ini, muncul pula tokoh muballigh Kyai Imam Pura yang punya pengaruh sampai ke Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hampir bersamaan dengan itu, muncul pula tokoh Kyai Sadrach, penginjil Kristen plopor Gereja Kristen Jawa (GKJ).

Dalam perjalanan sejarah, akibat ikut campur tangannya pihak Belanda dalam bentrokan antara para bangsawan kerajaan Mataram, maka wilayah Mataram dipecah mejadi dua kerajaan. Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Tanah Bagelen akibat Perjanjian Giyanti 13 pebruari 1755 tersebut sebagai wilayah Negara Gung juga dibagi, sebagian masuk ke Surakarta dan sebagian lagi masuk ke Yogyakarta, namun pembagian ini tidak jelas batasnya sehingga oleh para ahli dinilai sangat rancu diupamakan sebagai campur baur seperti “rujak”.

Dalam Perang Diponegoro abad ke XIX, wilayah Tanah Bagelen menjadi ajang pertempuran karena pangeran Diponegoro mndapat dukungan luas dari masyarakat setempat. Pada Perang Diponegoro itu, wilayah Bagelen dijadikan karesidenan dan masuk dalam kekuasaan Hindia Belanda dengan ibukotanya Kota Purworejo. Wilayah karesidenan Bagelen dibagi menjadi beberapa kadipaten, antara lain kadipaten Semawung (Kutoarjo) dan Kadipaten Purworejo dipimpin oleh Bupati Pertama Raden Adipati Cokronegoro Pertama. Dalam perkembangannya, Kadipaten Semawung (Kutoarjo) kemudian digabung masuk wilayah Kadipaten Purworejo.

Dengan pertimbangan strategi jangka panjang, mulai 1 Agustus 1901, Karesienan Bagelen dihapus dan digabungkan pada karesidenan kedu. Kota Purworejo yang semula Ibu Kota Karesidenan Bagelen, statusnya menjadi Ibukota Kabupaten.

Tahun 1936, Gubernur Jenderal Hindia belanda merubah administrasi pemerintah di Kedu Selatan, Kabupaten Karanganyar dan Ambal digabungkan menjdi satu dengan kebumen dan menjadi Kabupaten kebumen. Sedangkan Kabupaten Kutoarjo juga digabungkan dengan Purworejo, ditambah sejumlah wilayah yang dahulu masuk administrasi Kabupaten Urut Sewu/Ledok menjadi Kabupaten Purworejo. Sedangkan kabupaten Ledok yang semula bernama Urut Sewu menjadi Kabupaten Wonosobo.

Dalam perkembangan sejarahnya Kabupaten Purworejo dikenal sebagai pelopor di bidang pendidikan dan dikenal sebagai wilayah yang menghasilkan tenaga kerja di bidang pendidikan, pertanian dan militer. Tokoh-tokoh yang muncul antara lain WR Supratman Komponis lagu Kebangsaan “Indonesia raya”. Jenderal Urip Sumoharjo, Jenderal A. Yani, Sarwo Edy Wibowo dan sebagainya.

Para tokoh maupun tenaga kerja di bidang pertanian pendidikan, militer, seniman dan pekerja lainnya oleh masyarakat luas di tanah air dikenal sebagai orang-orang Bagelen, nama kebangsaan dan yang disegani baik di dalam maupun di luar negeri.




Sumber: Buku Potensi Wisata Purworejo - Yayasan Arahiwang Purworejo (dalam http://www.purworejokab.go.id/)