Selasa, 22 Januari 2013

Jejak Langkah Saung Kecil: Pesan dari Gerimis

Jogja, 21 Januari 2013

Gerimis. Saung kecil masih tetap menjejak kaki pada jejalan tanah basah. Terasa segar kala rintiknya memapar tubuh saung kecil. Tekadnya sudah bulat, untuk menuju suatu tempat. Tempat yang kepadanya saung kecil selalu menumpahkan segala gundah, pun tempatnya menitip seutas senyum untuk senja. 

Saung kecil menghirup dalam-dalam aroma hujan. Wangi. Bau paling wangi yang pernah ia temui di dunia ini. Beberapa genangan tercipta. Rupanya rintik itu saling berkoloni apik, mempersembahkan lingkaran-lingkaran kecil dari tikaman air. Saung kecil duduk di antaranya, mencoba berbincang. Tentang memoar yang pernah bersama mereka di sana. Tentang hujan yang selalu menagih pelangi tiap kali kedatangannya.

Rintik masih menggelitik. Saung kecil melempar pandang pada warna abu-abu yang meraja langit. Ah, abu-abu pun tak selalu sama. Beberapa terdominasi warna putih, beberapa lagi pekat nyaris menghitam. Lantas warna abu-abu seperti apa yang sedang merajai saung kecil? Saung kecil pun tak bisa mendefinisikannya dengan tepat. Terlalu kabur oleh rasa yang merangsek, hingga mengabu dengan sendirinya. Hidup memang selalu penuh dengan abu-abu. Tak terdefinisi, atau memang tidak butuh pendefinisian?

Saung kecil kembali memenuhi paru-parunya dengan bau terwangi itu. Terasa sejuk. Meluruhkan segala eter negatif. Saung kecil sungguh tak ingin mengantongi kesah dan membawanya pulang. Biar teruraikan oleh hembus angin. Biar turut berkoloni bersama genangan air hingga tersurutkan mentari esok hari. 

Saung kecil pulang, membawa sisa angin beraroma wangi hujan di kantongnya. Tak lupa menitip salam pada senja. 


PS. Terkadang, gerimis membawa pesan tersendiri untuk jiwa-jiwa yang sedang merindu.

Senin, 21 Januari 2013

Perjalanan Random (lagi)

Senin, 21 Jan '13
10.00pm

Perjalanan random lagi. Mendadak. Karena tidak ada tanda-tanda kehidupan di kos, mendadak pergi semua. Dan saya sedang sakit hati dengan salah satu penghuni kos ini. Seperti biasa ketika sedang kehilangan gairah, yaudah aku jalan-jalan aja. Tujuan ke mana dipikir sambil jalan. Yang penting jalan dulu, liat orang, dan kemudian kau tak akan lagi merasa sepi.

Go jam 2 kurang dikit. Oke, karena beberapa hari yang lalu temanku bilang di jogja ini ada barang yang udah sejak lama pengen kupunyai, aku menuju ke toko yang direkomendasikan. Aduh aku lupa nama tokonya apa, yang jelas di depan mirota kampus. Jalan kaki ke sana, lewat dalem kampus, tembus ke kopma dan langsung menuju tokonya. Eh, iya, beneran ada loh barangnya! "Kalau yang ini, bisa gerak, harganya 103rb, mbak. Kalau yang nggak gerak harganya ada yang 50rb, ada yang 60rb." What? So expensive for me! Yah, mungkin emang standarnya segitu kali ya, cuma kalau buatku 103rb tergolong mahal e. Dan satu barang lagi yang kucari juga nggak ada. Lanjut nyeberang ke mirota. Liat-liat aja. Hasilnya nihil.

Dari mirota lanjut jalan ke daerah sagan. Survey doang ke beberapa kios. Ada sih, tapi macemnya nggak ada yang cocok. Stoknya udah tinggal 1-2 gitu. Yaudah wis, mbablas sekalian ke galeria mall. Ini pertama kalinya aku jalan-jalan sendiri masuk mall. Practically, mall sama sekali bukanlah tempat yang biasa kukunjungi ketika sedang tidak ada kerjaan. Cuma kali ini, demi survey suatu barang, dan yang berada searah dengan arah jalanku adalah mall gale itu. Yaudah lah daripada aku harus jalan lebih jauh lagi, atau naik angkot ke malioboro, nah kaan?

Tiap lantai tak puterin. Jalan-jalan aja sih, sambil cari referensi. Daan..di suatu lantai, aku lupa lantai berapa. Di sebuah stand gitu, terpampanglah foto teman sekelasku kuliah. Omigot! Ternyata dia memang beneran jadi icon produk itu, sampai fotonya dipajang di dindingnya. Hoh! Okay, aku berteman dengan artis ternyatah. Ada-ada saja. Puas puter-puter, lanjut melanglang buana lagi. Kali ini naik angkot menuju gejayan. Di deretan kios-kios, dan nggak nemu barang yang oke. Yaudah lah berhubung sudah hampir jam 4, jalan balik menuju suatu tempat yang kusebut bawah langit, via daerah deresan depan FT UNY. Dan breeess...tetiba aja hujan. Memang sudah mendung sebenarnya sih, tapi nggak nyangka aja langsung lumayan deres. Tapi dasar aku suka ujan-ujan'an, main trobos aja lah. Nikmati asyiknya terpapar air hujan. Baru pas deres pake banget, neduh di masjid fakultas sembari ashar'an dulu. Rada reda'an baru lanjut lagi. That was time to menggalau di bawah langit. Sendirian. Di bawah gerimis.

Hah! Tulisan ini beneran random, bahkan jauh lebih random dari tulisan randomku sebelumnya. Tidak jelas. Kacau. Ya, aku sedang kacau hari ini. Mess up. Tired. Hah! Biarlah ini jadi sampah. Biar tak membusuk di pikiran. Biar kerandomanku berkurang. Biar aku tak lagi kacau.  

Jumat, 18 Januari 2013

#NowPlaying: World - Five For Fighting

Jumat, 18 Januari 201311.45 pm  Got a package full of wishesA time machine,A magic wand,A globe made out of gold,No instructionsOr commmandments.Laws of GravityOr indecisions to uphold.
Printed on the box I see
Ask meBuild a world to beTake a chance,Grab a piece,Help me to believe it.
What kind of world do you want?
Make anythingLet's start at the startBuild the master keysBe careful what you wish forHistory starts now.
Should there be people or people
Money, funny, peddlestonesOf fools who never payRaise an army,Choose your steepleDon't be shyThe satilitesThat looked the other way
Loose the earthquakes,
Keep the fallsFill the oceans with applesauceLet every man on his ownAnd can you dig it baby?
What kind of world do you want?
Make anythingLet's start at the startBuild the master keysBe careful what you wish forHistory starts now.
Sunlight's on the way
Sunlight's on the wayTomorrow's callingThere's more to this than love.
What kind of world do you want?What kind of world do you want?What kind of world do you want?Make anythingLet's start at the startBuild the master keys, yeahHisotry starts now.Starts now.Be careful what you wish forStart now.Now.  Lagu itu lagu lama. Milik Five For Fighting, judulnya World. Tapi karena aku nggak gaul, aku baru tahu lagu itu, gegara iseng buka official channel'nya Five For Fighting di youtube dan nemu lagu ini. Lagunya ear catching dan liriknya penuh makna.   Tentang mimpi, tentang perenungan. Sebenarnya, dunia macam apa yang kita inginkan? Dunia kita bangun dengan pondasi harapan dan mimpi. Seperti membangun rumah, dimulai dengan pondasi. Setelah itu, kita bangun kerangka. Dengan perhitungan yang matang, supaya bangunan itu tidak gampang roboh. Tapi terkadang kita lupa. Kita hanya suka membuat kerangka, tapi tidak berusaha untuk menyempurnakan kerangka itu menjadi sebuah bangunan utuh yang bisa dihuni.   Sama seperti dunia dan kehidupan yang kita bangun. Kita punya segudang mimpi. Tapi kita lupa bahwa hidup lebih dari sekedar bermimpi. Ketika kita punya mimpi, saat itu juga lah kita membuka pintu sejarah dengan mengambil setiap kesempatan, siap untuk mewujudkannya. Tidak hanya sekedar kerangka, apalagi pondasi yang terlalu kecil untuk kerangka itu. Salah-salah bisa roboh nantinya. Karena itu lah kita harus berhati-hati jika bermimpi. Pastikan dulu kita punya pondasi yang kuat untuk menjadikan mimpi itu sebuah bangunan yang bisa kita huni dengan nyaman.
What kind of world do you want? Kapan kamu mulai punya mimpi? Sekarang? Lalu sekaranglah kamu mulai menorehkan sejarah dalam hidupmu. Sekaranglah kamu mulai membangun duniamu.

Rabu, 16 Januari 2013

Perjalanan Random (Selftalk)

Rabo, 16 Januari 2013


"It's hard sometimes, when you sit all alone in your room. Don't know what to do."

Entah kenapa hari ini aku merasa jenuh. Ini hari ke-4 aku di rumah. Sepi. Ingatan tentang sekolah ketika melihat tetangga yang bersekolah di sekolah yang sama denganku dulu, memberiku ide. Kenapa aku tidak jalan-jalan saja di sekitar kompleks SMAku? Itung-itung napak tilas. Toh, melihat bangunan-bangunan rumah dinas yang berarsitektur belanda merupakan hiburan tersendiri. Setengah dua belas. Ah, biar panas, yang penting aku lihat orang, nggak kesepian di rumah.

Naik angkot dan ternyata kedapetan supir yang ngetem di tengah jalan. Dua kali pulak, di pojok pasar kewan dan di depan rumah sakit umum. Untung sedang tidak berangkat sekolah, tidak perlu kuatir telat #eh. Beberapa bangunan di sepanjang ruas jalan menuju SMAku sudah banyak mengalami perubahan. Wow, I miss a thing, pikirku. Turun di sekolahku. Entah berapa tarifnya sekarang, terakhir aku sekolah 4 tahun lalu, untuk tarif anak sekolah 2ribu sedangkan umum 4ribu. Tadi tak kasih aja 4ribu. Bapaknya nggak minta nambah kok, berarti tarif tetap :)

Karena sudah hampir jam setengah satu, tujuan pertama adalah masjid. Dari SMA jalan kaki menuju masjid agung di alun-alun. Suatu ketika dulu pernah jalan kaki dari sekolah menuju alun-alun, 17 agustus 2005. Mentang-mentang masih sebulan duduk di bangku SMA, pihak sekolah menugaskan siswa kelas X yang upacara di alun-alun. Agak tidak adil sebenarnya setelah dipikir-pikir, tapi yasudah lah, anggap saja itu kelanjutan dari masa orientasi siswa (MOS). Haha.

Mengitari alun-alun menuju Masjid Agung. Melihat lagi Bedug Pendhawa, bedug terbesar di Asia Tenggara. Ini kali keempat aku berkunjung ke masjid ini. Pertama kali bersama Winda, sahabatku sejak kelas X. Waktu itu entah kelas berapa aku lupa, sepulang sekolah kami berjalan-jalan sebentar dan mampir masjid itu. Kedua kali waktu kuliah, sekitar semester 5 atau 6, beberapa teman kuliah berkunjung ke rumahku dan tak ajak lah mereka ke masjid agung dengan bedug yang fenomenal itu. Ketiga kali bersama beberapa teman KKN ketika kami turun dari lokasi KKN ke kota untuk membeli barang-barang kebutuhan program. Dan kali ini, kali keempat, aku sendirian.

Dari Masjid Agung, melengkapi putaran alun-alun, menuju arah sekolahku kembali. Tapi aku berbelok sebelum sampai sekolah. Melewati rumah dinas dan puskesmas TNI, semuanya berarsitektur belanda. Kuno, tapi menarik.

Sayangnya, karena sudah jam 1 siang, aku tidak sempat mengeksplore lagi kompleks rumah dinas. Aku harus ke bank, setor tabungan sekalian ganti buku. Naik angkot pulang. Pas jam bubaran sekolah. Di depan sebuah SMP, beberapa siswa berseragam batik warna ungu berebut masuk. Seingatku 4 tahun yang lalu, seragam khusus SMP itu warnanya biru polos deh. Sudah ganti ternyata sekarang. Angkot penuh, rame. Biasa, anak-anak abg selalu menemukan celah untuk heboh di mana pun tempatnya. Bahan obrolan: pacar. Heh? anak SMP loh ya. Perasaan dulu waktu jamanku sekolah juga nggak seheboh ini deh -__-

Baru sampai perlintasan rel di daerah batoh (separuh jalan), penumpang hanya tinggal aku. Dioper ke angkot lain. Meluncur lagi. Rumahku terlewati. Turun di bank dekat stasiun. Antri lumayan banyak. Untung bawa headset pengusir bosen. Urusan selesai jam 2 lebih. Naik angkot lagi, putar balik menuju rumah. Di dalem angkot ada beberapa anak SMA. Seperti biasa aku 'menguping'. Hah? Kok mereka pakai bahasa indonesia, bukan bahasa jawa? Gue-loe - gue-loe pulak! Jangan-jangan sebenarnya gue terlempar ke jakerdah? Nah, kan, gue jadi keikutan gue-loe, gaswat! Untungnya setelah mereka turun di pasar, logatnya ikut turun dan aku kembali ke logat semula. Oh, mungkin karena mereka bukan asli lahir di sini. Dari seragamnya terbaca nama sebuah SMA yayasan nasrani, banyak turunan cina yang sekolah di sana. Makanya bahasa pergaulannya bukan bahasa jawa.

Di pasar, pak supir naikin penumpang lagi. Kali ini satu keluarga, bapak dan anaknya yang cewek duduk di belakang sedangkan ibu dan dua anaknya yang masih kecil duduk di depan samping pak supir. Mereka ini juga bukan asli daerah sini sepertinya, dilihat dari logat bicara dan barang bawaan mereka: koper gedhe yang dibawa sama anaknya yang cewek. Mbaknya ini cantik, mirip sama Maudy Ayunda sebenarnya. Cuma sayang, rambutnya dicat warna merah rada menyala. Jadi nggak mirip lagi. Atau jangan-jangan sebenarnya dia adalah Maudy Ayunda yang menyamar biar nggak dikerubuti fans'nya? Ah, ngaco!

Dan akhirnya, sebelum saya makin ngaco, saya sudah diturunkan di depan gang rumah saya. Hari ini sangat random. Biar random, yang penting ngilangin jenuh. Selamat hari random dan ngaco! :P     

Nostalgila SMA: Siswa Telatan

Rabo, 16 Jan '13
8.15am

"Bagas!" Teriakan itu sampai di telingaku pagi tadi. Anak lelaki berseragam hijau lumut berdiri di depan sebuah rumah, tetanggaku. Tak berapa lama kedua anak lelaki itu berjalan bersama berangkat sekolah. Jam 5.50 pagi. Hanya lima menit lebih awal dari jamku berangkat sekolah. Tujuh tahun yang lalu, aku berada di kelas yang sama dengan mereka. Dengan seragam yang sama, seragam khusus yang dikenakan setiap hari Rabo dan Kamis. Sekolah yang sama. 

Ingatanku serasa dibawa kembali pada masa SMA, kelas 1. Peraturan sekolah yang menetapkan jam pertama kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 6.30, memang agak memberatkanku pada awalnya. Aku harus bangun lebih pagi, berangkat jam 6 kurang dari rumah. 10 km jarak dari rumah ke sekolah memang memakan waktu setengah jam perjalanan naik angkot. Belum lagi nanti kalau angkotnya kebetulan nge-tem. Walhasil sering telat dan dapat sempritan dari satpam sekolah begitu melihat aku turun dari angkot. Padahal pintu gerbang sekolah tidak persis di pinggir jalan, masih harus jalan masuk kompleks. Sering jogging pagi-pagi lah dulu. Kalau telat lebih dari 5 menit, harus singgah dulu di pos satpam untuk menulis poin pelanggaran. Satu kali telat poinnya 10. Yang macem gini ini nih poin pelanggaranku sampai 40 (4 kali telat) karena pas dapet angkot yang supirnya suka ngetem. 

Dari pos satpam sampai kelas X-3 membutuhkan waktu kira-kira 4-5 menit. Nasib kelas paling ujung belakang dan nasib sekolah di SMA dengan lahan terluas di kota ini. Tapi dulu yang namanya telat itu sensasinya luar biasa. Lari-larian bersama beberapa orang teman yang bernasib sama...atau kalau pas apes ya lari sendirian. Sampai-sampai nyebrang jalan raya setelah turun dari angkot pun nggak liat-liat kiri-kanan. Pernah juga dulu aku hampir ketabrak motor kalau saja temanku tidak menarik tanganku. Telat waktu di SMA sensasinya beda ketika telat waktu kuliah. Di kuliahan, mana ada satpam yang nyemprit mahasiswa yang telat biar cepet-cepet masuk. Mana ada pula sensasinya balapan lari sama temen sesama telaters, dulu-duluan sampai pos satpam. Haha. Nostalgila SMA. 

PS. High school never end lah kalau kata lagu.

Selasa, 15 Januari 2013

Orion: Sang Pemburu

Selasa, 15 Januari 2013
10.30pm

Sejak dulu saya tertarik pada konstelasi rasi bintang. Tapi selama ini saya tidak pernah benar-benar ingin mencari tahu tentangnya. Saya hanya menyimpan tanya tiap kali melihat langit malam yang dipenuhi bintang, "mana sih, kok nggak nemu bentuk-bentuk rasi bintang?"

Nah, makin ke sini, saya makin tergerak untuk 'tahu' tentang rasi bintang. Untuk ke depannya, kita bahas satu per satu. Dimulai dari Orion dulu deh.. Kenapa Orion jadi yang pertama? Hm..mungkin karena nama itu yang nyantel di otakku tentang rasi bintang. Belum ada alasan lain. Mungkin nanti kita akan menemukan spesialnya si Orion ini..#hasyeek

Setelah searching, ternyata Orion termasuk rasi bintang petunjuk arah. Ada empat rasi bintang yang digunakan sebagai petunjuk arah, yaitu rasi bintang pari/crux (arah selatan), rasi bintang orion/waluku (arah barat), rasi bintang Biduk/Great Bear (arah utara), dan rasi bintang scorpio (arah timur). 

Nah, itu dia gambar si Orion. Menurut wikipedia, Orion atau waluku ini merupakan suatu rasi bintang yang sering disebut-sebut sebagai sang pemburu. Rasi bintang ini dapat dilihat di langit sebelah barat. Dinamai Orion, yang artinya adalah pemburu, rasi bintang ini didedikasikan bagi Orion, putera Neptune, seorang pemburu terbaik di dunia. Orion ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Tiga bintang sejajar yang cukup terang tersebut adalah Alnitak (zeta Orionid), Alnilam (epsilon Orionid), Mintaka (delta Orionid) membentuk sabuk sang pemburu. Bergeser ke sebelah selatannya, tiga buah bintang yang lebih redup menandakan pedangnya. Di ujung sebelah kiri, bintang Betelgeuse (alpha Orionids) digambarkan sebagai bahu Orion. Di bawahnya secara diagonal terdapat bintang Rigel (Beta Orionids) yang membentuk kaki Orion. 

Dalam mitologi Yunani, diceritakan bahwa Orion jatuh cinta kepada Merope dan ingin menikahinya. Namun ayah Merope, Raja Oenopion tidak begitu menyukai Orion untuk menikahi anaknya. Orion berusaha memiliki Merope dengan berbagai cara, termasuk dengan kekerasan. Setelah berkonsultasi dengan Dyonisius, Oenopion menyihir Orion tidur ke dalam tidurnya yang panjang. Tidak hanya itu, ia pun membutakan mata Orion.

Setelah bangun dari tidurnya yang panjang, Orion mencari bantuan pada seorang peramal agar dapat melihat kembali. Peramal itu kemudian mengatakan pada Orion bahwa ia harus melakukan perjalanan ke timur dan membiarkan matanya disinari sinar matahari agar penglihatannya kembali. Orion pun melakukannya. Kemudian ia hidup di Kreta sebagai seorang pemburu nan gagah, dimana Dewi Artemis jatuh cinta kepadanya namun akhirnya membunuhnya. Kita pun sekarang dapat melihatnya sebagai seorang pemburu yang mendiami langit utara dengan ditemani dua anjing setianya, Canis Major dan Canis Minor.

Selain sebagai petunjuk arah barat, rasi bintang orion ini/waluku dalam bahasa Indonesia sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani jaman dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya.


PS. Temukan rasi bintang Orion dan nantikan kisah rasi bintang selanjutnya....Salam astronomi! 

Kamis, 10 Januari 2013

Counting Down: Sixteen Days Remaining

Kamis, 10 Jan 12
23.00 pm

Malam ini aku mengingatimu. Aku berbincang dengan temanmu. Sedikit lebih lama dari biasanya. Tentang aktivitas, tentang rencana. Ini kali pertama. Ia tak biasa berbincang seperti ini. Beberapa kali hening yang terjadi, tapi kali ini ia bertahan lebih lama dan lantas melanjutkan ceritanya. Aku senang ia bercerita. Tapi kenapa di saat ketiadaanmu? Ketiadaan yang menjelma cipta keberadaan karenanya. Maya. Lalu perlahan segala memori yang terangkum menguak. 

Arrrgh! I hate this!
Kalau saja kita dibekali fasilitas time skiper. Ingin rasanya aku men-skip saja waktu ini melesat hingga batas itu tiba. Ia seperti datang menyengajakan diri untuk mengingatkanku. Pada suatu memori. Pada suatu rentang waktu yang tengah kujalani. Pada suatu jiwa. 

Then, when I remember you, how's yours at the same time? There's another sixteen days that I have to face. I'm counting. Are you?

Senin, 07 Januari 2013

Happy Anniversary, Mom and Dad

Senin, 7 Jan 12
9.32pm

.......
I see trees of green........ red roses too
I watch 'em bloom..... for me and for you
And I think to myself.... what a wonderful world.

I see skies of blue..... clouds of white
Bright blessed days....warm sacred nights
And I think to myself .....what a wonderful world.

The colors of a rainbow.....so pretty ..in the sky
Are there on the faces.....of people ..going by
I see friends shaking hands.....sayin'.. how do you do
They're really sayin'......I love you.

I hear babies cry...... I watch them grow
They'll learn much more.....than I'll never know
And I think to myself .....what a wonderful world

(instrumental break)

The colors of a rainbow.....so pretty ..in the sky
Are there on the faces.....of people ..going by
I see friends shaking hands.....sayin'.. how do you do
They're really sayin'...*SPOKEN*(I ....LOVE....YOU).

I hear babies cry...... I watch them grow
*SPOKEN*(You know their gonna learn
a whole lot more than I'll never know)
And I think to myself .....what a wonderful world
Yes I think to myself .......what a wonderful world.

Lagu itu saya persembahkan kepada kedua orang tua saya. Tepat 27 tahun yang lalu, janji suci itu mengikat mereka berdua. Cinta mereka telah menyatu dengan cinta Tuhan. Seutuhnya.

Hangat itu adalah ketika kami sekeluarga berdoa bersama-sama, sekedar mengungkap rasa syukur. Bahagia itu adalah ketika menyimak bagaimana kronologis kisah romantisme mereka. Terharu itu adalah ketika melihat bapak dan ibu saling bertatap mesra sembari berucap bahasa cinta dalam balutan doa.

Semoga kebersamaan ini akan tetap selalu ada. Semoga cinta selalu memayungi kami. Hingga kelak bapak dan ibu dapat menyaksikan kami-anak-anaknya- tumbuh, sukses, dan mengantarkan kami ke gerbang kedewasaan. Gerbang yang sama dengan mereka kini. Suatu saat kelak, saya dan kakak saya tentu akan menikah. Kami akan merasakan bagaimana menjadi orang tua, sedang bapak dan ibu akan merasakan bagaimana menjadi kakek dan nenek. Saya pun tentu akan merayakan ulang tahun pernikahan bersama suami dan anak-anak saya kelak, dengan kehangatan yang sama seperti saat ini.

Hidup bergulir, orang-orang bertumbuh, tapi kehangatan cinta tak akan pernah berubah dan memudar. Happy anniversary, mom and dad. Thanks for being my parent. Always bring us the love, loh ya! Kalau saja pernikahan kalian tidak pernah terjadi, maka aku pun tak akan pernah ada.

Ah, segala kata pun tak mampu menjelaskan rasa syukur ini. What a wonderful world. Tuhan mampu mendengar bahasa kalbu, bukan? Semoga kami termasuk keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Amin.   


PS. Theme song: What a Wonderful World - Louis Amstrong

Kamis, 03 Januari 2013

H-o-r-d-e-o-l-u-m

Kamis, 3 Jan '12
3.49pm

"Habis ini mau langsung balik kos atau ke mana dulu, Ay?" tanyaku pada Aya, sahabatku.Waktu itu jam kuliah sudah berakhir. 
"Nggak, aku mau ke GMC (unit kesehatan ugm) dulu."
"Hah? Kamu sakit, Ay?" Aku cemas, karena dari tadi kuliah jam pertama, Aya terlihat sehat-sehat saja.
"Nggak kok, cuma konsultasi gizi aja. Hhe." Aya nyengir. Sial, batinku. Bikin orang cemas aja nih bocah!

Percakapan itu terjadi waktu semester-semester awal kuliah. Sudah bertahun yang lalu. Dan ingatan itu terbangunkan kembali saat ini. Mungkin sekarang saatnya percakapan itu terulang lagi.
"Habis ini mau langsung balik kos atau ke mana dulu, Swarin?"
"Nggak, aku mau ke puskesmas dulu."
"Hah? Kamu sakit, Swarin?"
"Nggak kok, cuma bintitan aja. Hhe."
Percakapan itu terulang lagi. Bedanya, kali ini, saya ngomong sama kaca -__-

Hari ini untuk pertama kalinya saya pergi ke puskesmas dengan segala tanggung jawab mekanisme dan administrasi ada di pundak saya sendiri. Terakhir kali saya ke puskesmas sebelum ini adalah waktu SD dan waktu itu saya menyerahkan sepenuhnya pada ibu saya dan tidak begitu memperhatikan bagaimana mekanisme berobat. Sebenarnya, bisa-bisa saja sih saya ke GMC, meskipun saya sudah alumni, paling tidak perkiraan saya tetap bisa free biaya. Tapi kalau setiap saya sakit kemudian ke GMC, saya tidak akan pernah tahu bagaimana berobat di puskesmas, bukan? 

Sakit saya sederhana sebenarnya. Radang kelenjar air mata. Bahasa gaholnya adalah bintitan. Bahasa yang lebih ilmiah adalah hordeolum. Ini bukan pertama kalinya saya terserang penyakit ini. Semasa SMA saya pernah mengalaminya beberapa kali. Beranjak kuliah, sudah sangat jarang terjangkit. Dan ini. Awalnya saya biarkan saja. Toh, menurut riwayat yang dulu-dulu paling tiga hari juga sudah sembuh. Tapi kali ini sudah total seminggu.

"Jadi gini, dok. Mata saya yang sebelah kiri kok bendol ya, kayak ada jerawat warna putih di dalemnya."
"Suka ngintipin orang ya, Mbak" Busyet, ngocol nih dokter satu. "Haha..iya, dok" saya juga ikutan jawab ngocol. Saya tidak bohong. Saya jujur. Satu-satunya yang pernah saya intip adalah Popo, hamster jantan peliharaan saya yang hampir berusia 2tahun itu. Saya selalu melihatnya telanjang setiap hari. Entah kenapa saya malas membuatkan baju untuk Popo. Ooh, bisa jadi saya bintitan gara-gara itu, batinku melongo. Mitos bintitan gara-gara ngintip orang memang dari dulu tak pernah pudar pesonanya. Tapi saya tahu betul bahwa itu hanyalah mitos. 

"Jarang nangis, sih, makanya kelenjar air matanya jadi kering, terus radang." Itu kata salah satu teman kos dua hari yang lalu. Dia pernah juga terjangkit penyakit ini. Aku hampir sepenuhnya percaya karena penjelasannya lebih ilmiah dibanding dengan gara-gara ngintipin orang. Tapi mana mungkin kelenjar air mata saya kering, beberapa hari sebelumnya saja saya nangis. Nah lho!

Kembali ke dokter, setelah saya tanya kenapa bisa seperti itu, bapak dokter menjawab bahwa itu terjadi karena kandungan protein yang berlebih pada mata. Hmm..penjelasan yang ini saya bisa percaya. Bisa dipahami, seminggu ini pola makan saya memang tidak baik. Hampir setiap hari saya makan makanan yang berprotein hewani tinggi, telur, mie, bandeng presto. Dan tentang bandeng presto ini, saya tiga hari berturut-turut makan bandeng di setiap makan pagi-siang-dan malam saya. Oh, pantas saja berefek seperti ini. Kelebihan protein. Ini berbeda lho dengan alergi, jangan salah. 

Pertemuan saya dengan dokter tidak bisa lama-lama. Masih banyak pasien mengantri. Seharusnya ada 3 dokter umum di puskesmas ini, tapi hari ini hanya ada satu saja. 
"Ini saya kasih salep. Dioles 3 kali sehari. Kalau 5 hari belum sembuh, ke sini lagi. Kalau nggak sembuh-sembuh, ya dioperasi. Tapi biasanya sembuh kok." Alamak! Santai kali tu dokter ngejelasinnya. Sedangkan mata saya saja langsung mendelik begitu mendengar kata-kata operasi. Oke. Insya Allah sembuh. Tapi saya belum mendapatkan penjelasan ilmiah yang lebih dalam. Karena dokter ini baru sempat menjelaskan penyebab penyakit, dan belum sempat menyebutkan saya sakit apa. Sedangkan teman kos saya yang juga pernah berobat di puskesmas yang sama, yakin banget bahwa saya terserang radang kelenjar air mata. Demi menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, saya googling. Sungguh, mbah guk yang satu itu adalah favorit saya. 


Bintitan merupakan suatu radang pada kelenjar air mata yang namanya kelenjar meibom, atau kelenjar moll dan zeiss. oleh kuman staphilococcus atau streptococcus.

Bahasa medis dari bintitan adalah Hordeolum. Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.
Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis :
  1. Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
    Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).
    Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
    Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
    Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
    Hindari mengucek-ucek atau menekan hordeolum.
    Jangan memencet hordeolum. Biarkan hordeolum pecah dengan sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa steril ketika keluar nanah atau cairan dari hordeolum.
    Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum.
    Untuk sementara hentikan pemakaian make-up pada mata.
    Lepaskan lensa kontak (contact lenses) selama masa pengobatan.
    Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika topikal dan antibiotika oral dalam 2-4 minggu.
    Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses.
G E J A L A
Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya  nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata.
Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata.
Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.
Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.
PENGOBATAN
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik) maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum).
Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut:
Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
ANJURAN UNTUK PENDERITA
Kapan dilakukan insisi ?
Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada hordeolum, apabila:
Setelah insisi dianjurkan kontrol dalam seminggu atau lebih untuk penyembuhan luka insisi agar benar-benar sembuh sempurna.

Hmm..okay, i get it know. Jadi, penyakit ini adalah bernama hordeolum interna yang menyerang kelenjar meibom. Kelenjar meibom sendiri merupakan kelenjar sebasea yang membujur di kelopak mata yang melepaskan sekresi lemak berminyak untuk membentuk bagian luar sebagian besar lapisan film air mata, mencegah penguapan air mata. Kelenjar meibom ini merupakan lapisan terluar dari kelopak mata. Sedangkan lapisan air yang diproduksi oleh kelenjar lakrimalis berada pada lapisan tegah. Jadi, teori bintitan gara-gara jarang nangis sehingga terjadi peradangan pada kelenjar air mata juga terpatahkan. Bintitan tidak ada kaitannya dengan intensitas menangis. Ini juga hasil dari bertanya ke situs sana-sini melalui mbah google. 
Dan seketika saya menyadari, saya tidak perlu malu lagi. Jika ditanya "ih, kamu bintitan ya? Pasti suka ngintipin orang", maka saya akan menjawab "Bukan, ini hordeolum interna, karena kelebihan protein."

PS. Obat untuk penyakit ini adalah Chloramphenicol. Penjelasan tentang itu ada di link ini http://en.wikipedia.org/wiki/Chloramphenicol