3.49pm
"Habis ini mau langsung balik kos atau ke mana dulu, Ay?" tanyaku pada Aya, sahabatku.Waktu itu jam kuliah sudah berakhir.
"Nggak, aku mau ke GMC (unit kesehatan ugm) dulu."
"Hah? Kamu sakit, Ay?" Aku cemas, karena dari tadi kuliah jam pertama, Aya terlihat sehat-sehat saja.
"Nggak kok, cuma konsultasi gizi aja. Hhe." Aya nyengir. Sial, batinku. Bikin orang cemas aja nih bocah!
Percakapan itu terjadi waktu semester-semester awal kuliah. Sudah bertahun yang lalu. Dan ingatan itu terbangunkan kembali saat ini. Mungkin sekarang saatnya percakapan itu terulang lagi.
"Habis ini mau langsung balik kos atau ke mana dulu, Swarin?"
"Nggak, aku mau ke puskesmas dulu."
"Hah? Kamu sakit, Swarin?"
"Nggak kok, cuma bintitan aja. Hhe."
Percakapan itu terulang lagi. Bedanya, kali ini, saya ngomong sama kaca -__-
Hari ini untuk pertama kalinya saya pergi ke puskesmas dengan segala tanggung jawab mekanisme dan administrasi ada di pundak saya sendiri. Terakhir kali saya ke puskesmas sebelum ini adalah waktu SD dan waktu itu saya menyerahkan sepenuhnya pada ibu saya dan tidak begitu memperhatikan bagaimana mekanisme berobat. Sebenarnya, bisa-bisa saja sih saya ke GMC, meskipun saya sudah alumni, paling tidak perkiraan saya tetap bisa free biaya. Tapi kalau setiap saya sakit kemudian ke GMC, saya tidak akan pernah tahu bagaimana berobat di puskesmas, bukan?
Sakit saya sederhana sebenarnya. Radang kelenjar air mata. Bahasa gaholnya adalah bintitan. Bahasa yang lebih ilmiah adalah hordeolum. Ini bukan pertama kalinya saya terserang penyakit ini. Semasa SMA saya pernah mengalaminya beberapa kali. Beranjak kuliah, sudah sangat jarang terjangkit. Dan ini. Awalnya saya biarkan saja. Toh, menurut riwayat yang dulu-dulu paling tiga hari juga sudah sembuh. Tapi kali ini sudah total seminggu.
"Jadi gini, dok. Mata saya yang sebelah kiri kok bendol ya, kayak ada jerawat warna putih di dalemnya."
"Suka ngintipin orang ya, Mbak" Busyet, ngocol nih dokter satu. "Haha..iya, dok" saya juga ikutan jawab ngocol. Saya tidak bohong. Saya jujur. Satu-satunya yang pernah saya intip adalah Popo, hamster jantan peliharaan saya yang hampir berusia 2tahun itu. Saya selalu melihatnya telanjang setiap hari. Entah kenapa saya malas membuatkan baju untuk Popo. Ooh, bisa jadi saya bintitan gara-gara itu, batinku melongo. Mitos bintitan gara-gara ngintip orang memang dari dulu tak pernah pudar pesonanya. Tapi saya tahu betul bahwa itu hanyalah mitos.
"Jarang nangis, sih, makanya kelenjar air matanya jadi kering, terus radang." Itu kata salah satu teman kos dua hari yang lalu. Dia pernah juga terjangkit penyakit ini. Aku hampir sepenuhnya percaya karena penjelasannya lebih ilmiah dibanding dengan gara-gara ngintipin orang. Tapi mana mungkin kelenjar air mata saya kering, beberapa hari sebelumnya saja saya nangis. Nah lho!
Kembali ke dokter, setelah saya tanya kenapa bisa seperti itu, bapak dokter menjawab bahwa itu terjadi karena kandungan protein yang berlebih pada mata. Hmm..penjelasan yang ini saya bisa percaya. Bisa dipahami, seminggu ini pola makan saya memang tidak baik. Hampir setiap hari saya makan makanan yang berprotein hewani tinggi, telur, mie, bandeng presto. Dan tentang bandeng presto ini, saya tiga hari berturut-turut makan bandeng di setiap makan pagi-siang-dan malam saya. Oh, pantas saja berefek seperti ini. Kelebihan protein. Ini berbeda lho dengan alergi, jangan salah.
Pertemuan saya dengan dokter tidak bisa lama-lama. Masih banyak pasien mengantri. Seharusnya ada 3 dokter umum di puskesmas ini, tapi hari ini hanya ada satu saja.
"Ini saya kasih salep. Dioles 3 kali sehari. Kalau 5 hari belum sembuh, ke sini lagi. Kalau nggak sembuh-sembuh, ya dioperasi. Tapi biasanya sembuh kok." Alamak! Santai kali tu dokter ngejelasinnya. Sedangkan mata saya saja langsung mendelik begitu mendengar kata-kata operasi. Oke. Insya Allah sembuh. Tapi saya belum mendapatkan penjelasan ilmiah yang lebih dalam. Karena dokter ini baru sempat menjelaskan penyebab penyakit, dan belum sempat menyebutkan saya sakit apa. Sedangkan teman kos saya yang juga pernah berobat di puskesmas yang sama, yakin banget bahwa saya terserang radang kelenjar air mata. Demi menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, saya googling. Sungguh, mbah guk yang satu itu adalah favorit saya.
Bintitan merupakan suatu radang pada kelenjar air mata yang namanya kelenjar meibom, atau kelenjar moll dan zeiss. oleh kuman staphilococcus atau streptococcus.
Bahasa medis dari bintitan adalah Hordeolum. Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.
Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis :
- Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).
Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
Hindari mengucek-ucek atau menekan hordeolum.
Jangan memencet hordeolum. Biarkan hordeolum pecah dengan sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa steril ketika keluar nanah atau cairan dari hordeolum.
Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum.
Untuk sementara hentikan pemakaian make-up pada mata.
Lepaskan lensa kontak (contact lenses) selama masa pengobatan.
Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika topikal dan antibiotika oral dalam 2-4 minggu.
Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses.
G E J A L A
Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata.
Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata.
Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.
Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.
PENGOBATAN
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik) maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum).
Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut:
Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
ANJURAN UNTUK PENDERITA
Kapan dilakukan insisi ?
Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada hordeolum, apabila:
Setelah insisi dianjurkan kontrol dalam seminggu atau lebih untuk penyembuhan luka insisi agar benar-benar sembuh sempurna.
Hmm..okay, i get it know. Jadi, penyakit ini adalah bernama hordeolum interna yang menyerang kelenjar meibom. Kelenjar meibom sendiri merupakan kelenjar sebasea yang membujur di kelopak mata yang melepaskan sekresi lemak berminyak untuk membentuk bagian luar sebagian besar lapisan film air mata, mencegah penguapan air mata. Kelenjar meibom ini merupakan lapisan terluar dari kelopak mata. Sedangkan lapisan air yang diproduksi oleh kelenjar lakrimalis berada pada lapisan tegah. Jadi, teori bintitan gara-gara jarang nangis sehingga terjadi peradangan pada kelenjar air mata juga terpatahkan. Bintitan tidak ada kaitannya dengan intensitas menangis. Ini juga hasil dari bertanya ke situs sana-sini melalui mbah google.
Dan seketika saya menyadari, saya tidak perlu malu lagi. Jika ditanya "ih, kamu bintitan ya? Pasti suka ngintipin orang", maka saya akan menjawab "Bukan, ini hordeolum interna, karena kelebihan protein."
PS. Obat untuk penyakit ini adalah Chloramphenicol. Penjelasan tentang itu ada di link ini http://en.wikipedia.org/wiki/Chloramphenicol.
Mbak boleh tau gk berobatnya di puskesmas mana ?
BalasHapus