Jumat, 21 Oktober 2011

"Is There Any Second Chance?"

Jum'at, 21 Okt '11
9.00pm @cangkang damaiku

"Is there any second chance?" Pernahkah pertanyaan itu terlintas dalam benak kita? Mungkin pernah, mungkin juga sering. Aku sendiri, jelas sudah pernah menanyakan itu dalam benak. Entah pertama kali punya pertanyaan itu kapan, mungkin waktu kecil selepas nonton Doraemon yang punya salah satu alat andalan bernama mesin waktu. Barangkali enak ketika kita dapat sebentar saja meminjam mesin waktu punyaan Doraemon dan kembali ke salah satu scene masa lalu untuk kita perbaiki jalan ceritanya. Atau mungkin aku terinspirasi kisah dalam film "Butterfly Effect", di mana si tokoh utama kembali ke masa lalu melalui buku hariannya, untuk memainkan puzzle hidupnya di masa lalu, memperbaiki kejadian-kejadian yang menurutnya tak seharusnya terjadi.

Ah, sayangnya Doraemon dan Butterfly Effect hanyalah fiktif belaka. Tapi ada satu istilah yang merepresentasikan Doraemon dan Butterfly Effect, meski masih mengambang status eksistensinya di dunia nyata. Kesempatan Kedua. Keberadaan dia ini masih simpang siur. Ada yang bilang "ya, selalu ada kesempatan kedua". Tapi ada juga yang bilang "bullshit, nggak akan ada kesempatan kedua di dunia ini!". Kenapa? Kenapa harus ada perbedaan pendapat itu? Bukankah kedua asumsi itu hanya akan semakin mengaburkan hal yang tidak jelas?

Mungkin kesempatan kedua itu memang ada. Tuhan memberi kita kesempatan untuk masuk pada pintu yang sama, yang dulu pernah tertutup untuk kita. Itu peringatan dari Tuhan agar kita menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Lalu karena itu kita bertekad untuk menjalani kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Atau mungkin saja sebenarnya itu bukanlah kesempatan kedua. Itu kesempatan lain yang diberikan Tuhan kepada kita. Mungkin memang pintu yang pernah tertutup untuk kita itu serupa dengan pintu yang kini terbuka. Tapi ketika kita pahami lebih dalam ternyata kedua pintu itu tak sama. Lalu kita menemukan beberapa perbedaan di antara keduanya. Semacam permainan "serupa tapi tak sama" yang biasa kita temukan di majalah anak-anak. Aromanya tak sama, lubang kuncinya tak sama, apa yang ada di balik pintu itu juga tak sama. Tapi maksud Tuhan tetaplah sama, agar kita menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.

Jadi, "Is there any second chance?" Yes? No? atau sebenarnya hanya masalah perbedaan istilah saja, seperti layaknya homonim dalam cabang ilmu linguistik? Jawabannya...terserah anda.


Random things: Malam Jogja begitu panas. But, TGIF tetap berlaku :). Sepanas apapun tetap terasa damai karena weekend is coming.haha..(ra penting).

PS. Kesempatan Kedua - Tangga. Menulis tentang ini jadi teringat satu lagu itu. Kira-kira si Tangga ini termasuk golongan yang percaya adanya kesempatan kedua, atau justru karena kenyataan yg dialami membuatnya tidak percaya dengan kesempatan kedua ya?


Sabtu, 15 Oktober 2011

Days With My Pals (Elementary School)

Sabtu, 15 Okt '11
10.00 pm
@my room

Good Nite! Saturday night ini..saatnya untuk rehat sejenak dari kesibukan kuliah. Masih inget postingan yang lalu tentang keempat sahabatku waktu SD? Tulisan kali ini masih ada hubungannya dengan itu. Bukan tentang siapa, tapi tentang bagaimana. Aku ternyata masih menyimpan beberapa scene tentang persahabatan kami kala itu.

Dulu kami selalu punya permainan asyik. Dari yang beneran permainan hingga main dulu-duluan nyampai masjid. Jadi dulu kelas kami berakhir jam 3 sore, jadi ada waktu istirahat sholat+makan siang. Kami berempat (aku, lilis, isma', nur) punya kebiasaan untuk balap lari dulu-duluan dari sekolah ke masjid (antara sekolahku dan masjid hanya dipisahkan oleh alum-alun kota). Tapi pasti berakhir dengan jalan bersama-sama, tidak kuat lari karena sakit perut sehabis makan! Sengkil atau suduken, istilah bahasa jawanya. haha..Terkadang kalau kami bosen sholat di Masjid Agung Al-Izhar, kami akan diam-diam berbelok, mengambil jalan menuju Masjid Al-Arif.

Kami juga main sama-sama dengan teman-teman yang lain. Lompat tali, boy-boy'an, donald bebek, sadingklik oglak-aglik, mencari jejak, domikado, and those kind of games yang entah sepertinya sekarang tidak lagi populer di kalangan anak-anak. Makan bareng (sebagian besar dari kami membawa bekal makan siang dari rumah) di kelas dan saling berbagi lauk. Ada juga teman yang cerdik. Nggak bawa bekal makan dan main comot makanan dari sana-sini dengan alasan mencicip, cukuplah untuk sekedar kenyang. Pernah juga pada suatu hari Jum'at, teman laki-laki jum'atan di Masjid sedangkan yang perempuan sholat di sekolahan. Tempat sholat kami di aula yang notabene menurut sejarah kakak-kakak kelas disitulah pusat keangkeran sekolah. Lah, kami, cewek-cewek nih, sok-sok'an pemberani menguak misteri gitu. Ada yang 'liat' katanya, tapi nggak tahu itu beneran atau akal-akalannya dia aja biar terkesan mistis dramatis gitu. Aku sih ngikut njerit kalau yang lain jerit, meski aku juga nggak liat hal yang aneh-aneh gitu. Pokok'e sing penting melu jerit, habis temenku itu ekspresinya juga beneran yang nakutin gitu sih, haha..

Di kelas juga nggak kalah seru. Saling membantu kalau ada tugas, ikut rame kalau pas gurunya nggak ada. Tapi seperti ciri khas anak SD, selalu fair dalam ulangan. Jadi meski biasanya saling menyontek tugas, tapi kalau udah yang namanya ulangan harian, jangan harap mereka mau memberi contekan. Boro-boro bertanya jawaban, kertas ulangan saja harus ditutupi dari 3 arah: kanan, kiri, dan depan! Pokoknya beneran jangan sampai ada yang melihat jawaban ulangan kita.

Yang paling seru adalah ketika kami main bareng sepulang sekolah atau pas waktu libur. Kami biasanya melakukan kunjungan bergilir. Ke rumahku lah, rumah lilis, rumah isma', bahkan ke rumah nur yang paling jauh pun dilakonin. Semuanya ditempuh dengan naik sepeda. Aku masih inget satu peristiwa yang sangat membekas dalam memoryku. Waktu itu beberapa minggu menjelang hari ulang tahun Lilis. Aku, Isma', dan Nur merancang surprise buat dia ceritanya. Bikin perayaan kecil-kecilan gitu. Rencana awal diadakan di rumah Nur. Jadi hampir tiap hari sepulang sekolah jam 3, aku dan Isma' mengayuh sepeda ke rumah Nur untuk membuat potongan huruf-huruf "happy birthday". Perjalanan ke rumah Nur yang penuh tantangan. Kami harus menuntun sepeda saat mendaki gunung tugel, kadang-kadang kami melepas sandal karena berat, belum lagi harus spot jantung kalau ketemu anjing di jalanan menanjak itu. Kami harus siap menerima gonggongannya tanpa bisa kabur ngebut, bagaimana bisa, sepeda saja harus kami tuntun karena tidak kuat tanjakannya! Belum lagi perjalanan pulang dari rumah Nur, sore yang mulai menggelap, kanan kiri hutan, jarang rumah, harus lewat 2 area kuburan pula, yang satu kuburan jawa, satunya lagi kuburan cina. Wow! menantang, penuh ketakutan, tapi asyik karena sepanjang perjalanan kami berbagi cerita dan bercanda. Lantas kemudian lokasi perayaan dipindah ke rumah Isma' dengan pertimbangan rumah Nur jauh, ribet menuju ke sananya. So, aku dan Nur mempersiapkannya di rumah Isma' (masih sepulang sekolah), meski lebih sering aku doang yang ke sana karena Nur jauh dan terkait dengan jemputan. Di rumah Isma' kami sering main di kebun ketela pohon, main-main di semacam padang rumput kecil di belakang rumah Isma' berusaha menangkap capung, atau sekedar berbagi cerita di ladang itu sambil menatap perbukitan gunung tugel. Hm..sungguh suasana yang menakjubkan bersama seorang sahabat. Dan tibalah hari itu. Kami membohongi Lilis agar mau ke rumah Isma' dengan alasan mengerjakan tugas. Di situlah surprise dimulai. Lilis ditutup matanya dan dibawa ke sebuah ruang kecil yang sudah kami hias dengan balon dan kertas krep. Ada roti kecil-kecilan juga seingetku di meja. Lantas nyanyi-nyanyi gitu dan dilanjutkan dengan memasak nasi goreng bersama-sama, dimakan sendiri bersama-sama pula! Oh ya, waktu itu hanya kami berempat yang ada di rumah itu, orang tua Isma' sedang kerja. Pokoknya di situ berasa yang hangat banget suasananya. Jadi pengen mengulang lagi saat-saat kebersamaan itu.

Setiap keping kenangan dalam hidup kita akan selalu hadir kala kita haus tentangnya. Kenangan itu masih sama wujudnya, warnanya, aromanya, suaranya, dan maknanya.

PS. Song of this night: Sahabat - Viky Sianipar feat Ihsan Akbar

Jumat, 14 Oktober 2011

They Still be My Pals (Elementary School)

Jum'at, 14 Oktober 2011
3.20 pm @PPTIK ugm

Howdy folks! Thanks God It's Friday.. :)
Kembali aku duduk di bangku ini, lengkap dengan headset, bersama orang-orang yang autis dengan laptopnya masing-masing. Percakapan dengan seorang sahabat tadi pagi membuka tunnel thinking-ku, back to memory. When I was elementary school

Secara tiba-tiba aku ingin kembali ke masa SD. Dengan segala kepolosan dan semua hal konyol yang terjadi di dalamnya. Aku inget beberapa sahabat waktu SD, mencoba mengulik kenangan bersama mereka..

Lilis -- Sahabat dekatku. Awal persahabatan kami dimulai kelas 4 SD catur wulan 2. Hari pertama masuk kelas unggulan, aku nggak tau musti duduk sebangku dengan siapa. Dan mataku menangkap sosoknya, dia masih duduk sendiri. Lantas aku mendekatinya dan meminta izin untuk duduk sebangku dengannya. Aku memang satu kelas dengannya sejak kelas 1 tapi kelas kami kelas gemuk jadi aku tidak begitu dekat dengannya, dan baru dekat saat kelas 4 itu. Rumah kami pun dekat, hanya berbeda RW, dia senepo krajan sedangkan aku senepo timur. Karena itulah aku sering main ke rumahnya, sepulang sekolah atau waktu hari libur. Saking seringnya aku main, bahkan aku kenal dengan beberapa tetangganya (teman yang seumuran, tentu saja). Lilis sahabat yang baik, perhatian, dan nyaman untuk berbagi pikir dan rasa. Sekarang aku kehilangan kontak dengannya. Yang aku tahu dia kuliah di Jogja, tapi aku nggak pernah ketemu dia. Dan kabar terakhir yang kutahu tentang dia, lebaran tahun lalu (2010) dia tunangan dan entah sekarang sudah menikah atau belum.

Ismawati -- Sahabat dekatku juga. Sama seperti Lilis, awal persahabatanku dengannya terjadi di hari yang sama. Jadi, teman yang duduk di bangku belakangku adalah Isma' dan Nur. Sejak itulah kami menjadi teman karib. Isma' ini tipe orang yang cenderung cuek, tapi dia akan membelamu mati-matian saat ada yang menyakitimu, dan dia jadi orang pertama yang bakal berani melabrak orang yang mengancammu. Rumah dia agak jauh dari rumahku, tapi aku suka rumahnya. Berada di tempat yang agak berbukit. Dan dari belakang rumahnya persis, kita bisa melihat area kuburan cina. Gunung Tugel, orang menyebutnya. Dari dialah aku tahu kalau daerah itu banyak dihuni oleh para pelacur. Sekarang aku juga kehilangan kontaknya sama sekali. Nggak tahu dia kuliah di mana, atau kerja di mana, nggak tahu udah nikah atau belum..sama sekali nggak tahu.

Nur -- Sahabat dekatku, duduk sebangku dengan Isma'. Sama seperti kedua sahabatku di atas, awal persahabatanku dengannya terjadi di hari itu juga. Bisa dibilang Nur adalah "Ibu" di kelompok kami. Dia orang yang paling lembut, keibuan, bijaksana, dan care. Ketika aku, Lilis, atau Isma' merasa butuh penenang, dialah yang bakal menenangkan kami dengan pikiran-pikiran bijaksananya. Dia juga yang otaknya paling tok cer di antara kami. Matematika bo'! Makanya rambutnya keriting gara-gara kebanyakan mikir angka! haha..Rumah dia yang paling jauh diantara kami. Di desa Sukoharjo, sebuah desa di balik gunung tugel. Aku beberapa kali main ke rumahnya, dan aku menikmati perjalanan menuju sana. Dengan sepeda onthel yang dituntun (karena jalanan menanjak dan aku tidak kuat mengayuhnya), kami bercanda sepanjang perjalanan. Di kanan-kiri pepohonan teduh terasa. Satu yang kami takutkan dari perjalanan menuju ke sana: Seekor anjing yang selalu menyalak kepada kami kalau kebetulan dia ada di jalanan! Sampai sekarang aku terkadang masih kontak dengannya meski hanya lewat FB. Dia kuliah di STIS, cocok lah dengan kemampuan matematikanya yang aduhai.

Nina -- Awal kedekatan kami dengannya terjadi secara tidak sengaja. Dia bukan anggota kelompok kami, tapi karena suatu hal, dia pun menjadi dekat dengan kami semua. Dia seorang yang lembut, dan sangat perasa. Tapi kalau dia udah mulai ketawa, orang lain akan ikut ketawa hanya karena melihatnya ketawa. Tau kenapa? Yup, karena dia kalau ketawa matanya tinggal segaris. Jadi kalau kita tinggal pergi pun, dijamin dia nggak bakal tau! haha..Anehnya, meski dulu kedekatanku dengannya tidak sedekat ketiga sahabatku yang lain, tapi justru Nina-lah yang sampai sekarang masih menjaga kontak. Mungkin karena dari dulu dia juga teman sanggar, waktu SMP sering pulang bareng, dan sekarang sama-sama di Jogja. Dia kuliah di STTN, jurusan Elins, yang katanya sampai sekarang masih berusaha untuk mencintai kuliahnya. Hehe..Terkadang kami ketemu di kereta saat pulang kampung. Kami sepemikiran, sehobi, mungkin itu yang menjadikan kami nyambung kalau ngobrol.

Hm..aku jadi kangen dengan mereka, those kind of people. Bercanda bareng, main bareng, jothak'an juga. Penuh warna-warni deh. Pingin ada reuni SD lagi, tiap kali ada reuni SD aku pasti nggak bisa ikut soalnya reuni diadakan beberapa hari setelah lebaran dan biasanya aku masih berada di tempat eyang-ku, tidak bisa stand by di kampung halaman. :(

Banyak orang yang datang dan pergi dalam kehidupan kita, tapi yang namanya sahabat, ia akan tetap ada di hati kita.

PS. Song of this day: Someone Like You - Adele. Lagi keputer di live streaming radio KDNDFM South Carolina. Akhir-akhir ini tu lagu sering banget wira-wiri di radio. Dari yang tadinya nggak begitu suka lagu ini, jadi terkena efek habituasi. Hff..


Kamis, 06 Oktober 2011

"Hidup Ini Selalu Balance pada Levelnya"

Kamis, 6 Okt '11
11.50 pm

Sekedar refleksi hari ini. Hari yang penuh inspirasi. Mulai dari kuliah gosip-gosip sosial (baca: Isu-isu kontemporer sosial), membahas tentang cemburu dan iri. Ternyata tanpa kita sadari, selama ini kita seringkali cemburu pada orang lain. Tapi pernahkah kita merasa bahwa pada suatu saat pernah ada seseorang yang iri pada kita? Terkadang kita sulit melihat kelebihan-kelebihan yang kita miliki (khusus di indonesia si kata pak dosen), makanya menurut survey di indonesia, hanya sebagian kecil yang menyebutkan kesadaran dirinya menjadi sosok yang pernah menjadikan orang lain iri. Dampak iri pun ternyata membahayakan, dari bisa menyebabkan insomnia hingga melakukan perbuatan destruktif terhadap orang yang diirikan. Setelah diulik dari bermacam fenomena, didapatlah kesimpulan bahwa penyebab munculnya iri adalah perasaan ketidakadilan. So, quote of the day adalah "Hidup ini selalu balance pada levelnya"

Lalu kuliah gender. Lagi-lagi menginspirasi. Hubungan antara laki-laki dan perempuan itu dominan dan interdependensi. Ada sebuah ilustrasi menarik yang bisa menjelaskan itu. Jadi di sebuah planet hiduplah spesies bernama Igo dan Loli. Igo ini merupakan spesies yang kuat, pinter, bisa memanfaatkan sumber daya. Sementara Loli adalah spesies yang lemah dan bodoh. Kira-kira apa yang akan terjadi? Tentu saja Igo yang akan berkuasa di planet itu, menindas Loli, dan bukan tidak mungkin Igo berhasrat untuk melenyapkan Loli dari muka planet. Namun apa yang terjadi apabila Loli memiliki zat pheromone, semacam zat yang bisa membuat addicted? Semakin Loli mengeluarkan zat pheromone itu, makin membuat Igo kecanduan pada Loli. Apa yang terjadi kemudian? Loli tidak lagi menjadi makhluk lemah. Disitulah letak dominasi dan interdependensi. Di satu sisi, laki-laki mendominasi tetapi di sisi lain ia addicted, ia tergantung pada perempuan sehingga lelaki bisa dengan mudah menindas perempuan, tapi sewaktu-waktu pun bisa sangat mudah menyanjung perempuan karena pada dasarnya laki-laki merasa tak bisa hidup tanpa perempuan. Hm..benar-benar menstimulasi critical thinking!

Jam 4 pm..forum fiksi FLP. aku dateng telat si, begitu pantat menyentuh aspal langsung disuruh membuat karakter bebas, distimulasi adanya konflik, dan diminta bagaimana tokoh itu mampu menyelamatkan diri. Oh ya, tema kali ini adalah tentang konflik. Jadi dibalik senja yang menakjubkan tadi, ada konflik di situ. Haha.. Sore tadi, entah kenapa aku cepat menemukan ide-ide. Meski tadi baru dibikin garis besar gambaran konflik'nya tok dengan sangat singkat, tapi aku menemukan tema, aku menemukan feel'nya. Hm..I'm so excited then. Forum berakhir di tengah semayup adzan. So romantic! (Halah, opo si?)

Malam..sebenarnya ada rapat ex-KKN membahas rencana kunjungan ke Bruno jam 8 malem tadi. Tapi aku izin nggak datang. Ada beberapa alasan di balik itu.
Pertama, jelas aku udah ada agenda untuk ke islamic book fair, malam terakhir ini cuiy! Kalau nggak sekarang, harus nunggu beberapa bulan lagi. Dan you know, sama seperti jogjakomtek kmrn, aku merasa wajib untuk mendatanginya. Meski akhirnya aku cuma sendirian menyambangi GOR UNY nyampe jam 9 malem gara2 semua anak kos sibuk, it's not a big deal. Akan selalu ada semangat untuk mendatangi pameran buku meski malam-malam jalan sendirian. Book addict, man! haha..

Kedua, rapatnya malem-malem sih, jam 8 lagi. Belum nanti molornya, belum nanti ngobrol ngalor ngidulnya, mau pulang jam berapaa coba. Aku emang mikir-mikir dulu kalau mau keluar malem, udah mematok jam malam untuk diriku sendiri. Terserah, mungkin orang menganggapku kuno, konservatif or anything like that. Whatsoever. Tapi, sebagai perempuan..err, I mean, aku pribadi, merasa punya batasan untuk bergentayangan di luar kos pada malam hari. Buat menjaga aja, jaga diri, dan jaga prasangka warga sekitar. Eits, jangan salah, warga sekitar kos peduli dan hafal lho siapa-siapa saja yang suka pulang malem, siapa-siapa saja yang suka pergi sama siapa. Kita nggak bisa memungkiri dan tidak bisa remehkan itu, kita manusia yang punya norma.

Ketiga, aku musti melembur verbatim data yang sempat terjeda selama KKN, dan besok harus dikumpulkan pada sang dosen. Padahal masih kurang berpuluh lembar yang belum kuketik.

Keempat, jelas aku nggak tahu dimana arah lokasi rapat dan nggak tahu akan ke sana bareng siapa.haha..sebenarnya itu bukan masalah besar, toh aku bisa nanya arah-arahnya dan bisa naek sepeda. Alasan keempat ini buat menuh-menuhin aja biar makin panjang jawabannya kan nilainya makin bagus!

Kelima, naik haji jika mampu (lhoh, nyambung nggak sih? Udah, yang penting di'amin'in aja deh poin ini. Amiin..)

And..now. Verbatim belum selesai. Tapi kantuk menggantung, so pengerjaan bersambung untuk esok pagi. Colok modem, kuputuskan buat posting ini dulu. Eh, si kantuk malah ngilang entah ke mana. Hm.. but 1.03 am now, harus segera bobok. Oh ya, bulan malam ini persis kantong ajaib milik doraemon ya? Waa..doraemoon, pinjem pintu ke mana saja doong! Haha..sungguh make a wish yang parah.

Okay, thanks God for this wonderful and inspiring day. Hope tomorrow will be better. Amiin.

Random: Beberapa jam yang lalu ada sepenggal ucapan dari seorang sahabat padaku, dan baru kusadari bahwa beberapa hari terakhir ini aku kehilangan kata-kata itu. Entah, ada sulur rasa yang menyusup. Hangat.

PS. Song of this late night: I'm Already King - Christian Bautista. Lagi suka mendengarkan lagu dari si kang bau ini. Petikan gitarnya itu lho..aaah!

Selasa, 04 Oktober 2011

Day First: Mission's failed

Selasa, 4 Okt '11
11.05 pm

Day first. "Alienasi" dimulai. Aku mulai membiarkan rasa yang bicara. Awalnya emang takut bakal jet-lag, tapi aku berusaha mengisi hari ini dengan aktivitas. Apapun yang terjadi hari kemarin, sekarang adalah hari yang baru. Meskipun masih tersisa tangis semalam, hari ini tetaplah merupakan hari yang berkah jika kita mau menatapnya.

Jadi hari ini kuisi dengan mengerjakan tugas, dan meluncur ke arah gejayan untuk service HP yang karena suatu hal g jadi service dan membeli kerikil buat si popo di toko tirta mas. Di sana perhatianku tertuju pada berbagai macam ikan hias yang ada di akuarium. Subhanallah, ternyata ikan-ikan itu lucu ya? Aku baru benar-benar menyadari bahwa ikan adalah makhluk yang luar biasa. Entah, mereka terlihat bebas berenang, dan kebebasan yang terpancar itu menular pada siapapun yang memandangnya. Mendamai. Aku jadi pengen pelihara ikan. Haha.. Habis itu pulang, terus langsung ke kampus untuk kuliah. Sepulang kuliah menuju ke jogjakomtek di JEC. Pameran-pameran komputer semacam ini jelas ada dalam daftar hal-hal yang wajib dikunjungi. Beberapa barang yang emang butuh, sudah di tangan. Hehe..

Overall, day first berjalan cukup lancar. Meski kadang aku merasa kok terkesan dipaksakan segala apa yang kulakukan. Tapi aku memang butuh berkumpul dengan orang lain (teman2), atau sekedar melakukan aktivitas sepele demi mengalihkan pikiran. It's no problem, sepanjang apa yang kita lakukan tidaklah melanggar norma.

Misi ini nyaris sempurna ketika menjelang tengah malam barusan, patner misi ini merasa keberatan dengan tenggat waktu yang disepakati bersama malam sebelumnya. Dia melakukan penawaran waktu. Okay, asal ojo ngenyang meneh ae..To be honest, aku butuh waktu beberapa hari untuk menetralisir semuanya. Biarkan hati yang bicara. Tapi kalau baru berjalan satu hari aja udah ada penawaran, gimana bisa berhasil? Mungkin aku jahat. Ya. Aku emang jahat. Tapi bagiku, hal yang sedang terjadi ini bukanlah sebuah ajang permainan. Ini fase hidup di mana kamu harus memilih menangkapnya atau melepasnya, tentu saja dengan konsekuensi masing-masing yang akan kamu pikul. So, hari ini dianggap gagal, didiskualifikasi. Dan mulai esok hari misi ini dijalankan ulang.

Quote hari ini: Jangan pernah alone doing nothing. Karena itu hanya akan membuka memory'mu.
Tidak semua rasa punya nama.