7 Ramadhan 1432 H
Thirty fifth chapter: "Owl City's Night"
Apa kabar hari ketujuh puasa kita? Semoga berkah puasa kita. Amin. Hari ini programnya turun dan relokasi. Sebenarnya jam 8 ada latihan rebana anak-anak. Pingin liat dan ikut latihan sebenarnya, terakhir aku main rebana kan waktu masih sekitar TK atau awal SD. Jam setengah 10 berangkatlah Mbk Diah, Mbk Yesi, Mbk Rini, Mbk Anggi, Mbk Yani, dan aku muter kutoarjo dan purworejo nyari bahan buat bikin kue, tanaman buat tamanisasi MI sekaligus beli pot'nya, sekalian nyari buat hadiah yang tugas kelas 6 bikin celengan. Terus pada minta ke Laris, pingin liat 'mall'nya purworejo. Wow, aku aja baru sekali masuk sana. Maklum, selama ini aku kalau nyari barang kebutuhan, nyari di toko terdekat nggak usah jauh-jauh smpe purworejo. Toh aku bukan tipe orang yang hobi belanja. Haha..Makanya sempet nyasar juga tadi. Ya meskipun aku pernah ke sana, tapi nggak berkesan bagiku makanya lupa jalan. Hihi..Sempet singgah di Masjid Agung PWR juga buat sholat. Wh sayang nggak bawa kamera jadi nggak bisa foto-foto. Pulang nyampe pondokan jam 3..Hm langsung melaksanakan salah satu ibadah,,tiduur!
Malam kali ini sholat tarawih di tempat heni, dkk biasanya. Entah itu namanya langgar atau apa, yang jelas di sebuah rumah, semacam tempat ngaji. Di situ 23 rakaat, dan Astaghfirullah, ada hal-hal yang membuatku tak khusyuk di rakaat-rakaat awal tarawih. Bacaannya super cepet, jengklat-jengklit, belum selesai bacaannya udh ganti gerakan. Ditambah lagi dari sudut mataku terlihat seorang bocah laki-laki kecil (nggak pake kain pembatas antara ikhwan dan akhwat) yang sholatnya nggak konsisten menghadapnya, kadang-kadang hadap timur, kadang hadap utara. Walah jan, beneran di awal-awal rakaat aku malah sibuk sendiri nahan ketawa, saking cepetnya bacaan dan demi melihat polah tingkah si bocah kecil. Nggak bermaksud liat, cuma sudut mataku menangkapnya secara otomatis. Haha..aku cuma mbatin "Opo tumon??" Terus entah ada tuntunan tertentu atau tidak, setiap rakaat kedua surat pilihannya pasti surat Al-Ikhlas. Selesai tarawih biasanya ada tadarus. Tapi kali ini izin nggak ikut, soalnya mau ada pengerjaan relokasi di Dung Krasak.
Jam Setengah sembilan, setelah semuanya pulang tarawih, menuju tempat relokasi. Meratakan tanah, angkut-angkut tanah (masih). Tapi malam ini nggak semangat karena nggak ada satu pun bintang yang bertandang. It's kinda little gloomy. Oh ya,there's "something" in my spot. And I don't like. Really. That's the best spot to see the stars. Not just because of it, but the stars are hiding too. All of'em. Hanya ada bulan, itu pun tersaput awan. Ke mana mereka semua pergi? Ah, mungkin mereka sedang menyambangi planet lain. Mereka tak hanya milik bumi kan? Akhirnya dengan setengah patah hati, jam 10 balik pondokan ikut kloter pertama, padahal biasanya aku enggan beranjak.
Okay, 5 minutes past midnight now. Better head off biar besok bisa bangun sahur. Terima kalih ya Allah atas pelajaran dan keberkahan puasa Ramadhan hari ini, semoga bermanfaat di dunia dan akhirat. Dan semoga hari esok lebih baik dari hari ini. Amiin.
PS. Song for this time: The Bird and The Worm - Owl City.
Seperti judul chapter ini, malam ini malamnya Owl City. Semalem baru menyetok tambahan lagu-lagu Owl City dari Mbk Anggi. Seneng rasanya nemu orang yang punya kesukaan musik yg sama. Hehe..special thanks to Mbk Anggi. Finally aku nemuin lagu yang udh lama kucari. Baris pertama lagu itu sering banget diputer di kolam renang FIK UNY sore-sore. Sejak awal, dari karakteristik musiknya aku udh bisa nebak itu lagu milik Owl City, tak search belum ketemu. It's really captured me. Dan finally aku dapet jawabannya setelah ngopy dari Mbk Anggi. Sepintas kudengerin si kayaknya tentang analogi of two people who have crush. "If you're the bird, I'm the worm, we were meant to be"
Recommended link: "Owl City: The Official Blog"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar