Udara siang yang terik di kota Jogja ini tak menyurutkan langkah saung kecil. Kali ini tekad membawa tubuh mungil si saung kecil menuju gedung yang berisi banyak buku. Yup, perpustakaan. Letak perpustakaan yang lumayan jauh dari kos memaksa si saung kecil untuk menggunakan jasa angkutan umum. Tidak punya motor, pun tidak bisa mengendarai kendaraan beroda dua itu.
Saung kecil langsung tenggelam di antara tumpukan buku. Jarinya menari-nari lincah di atas keyboard laptop, menyalin baris demi baris yang tercantum dalam buku referensi itu. Maklum, itu teori, tidak bisa dialih bahasakan menjadi fiksi. Sempat terlintas tanya dalam benak saung kecil. Kenapa buku tidak bisa di copy-paste saja biar cepat selesai? Saung kecil menjawab pertanyaan itu dengan kibasan tangannya, "ada-ada saja!". Lantas saung kecil kembali menekuri buku itu, memindahkan isinya ke dalam file word di laptopnya. Untung ia membawa headset kesayangannya, jadi ada lantunan musik yang ia dengarkan dari situs jango.com. Hm..agaknya saung kecil ingin mendengarkan lagu-lagu baru, lagu-lagu yang belum ia miliki di brankas musik mp3'nya.
Di tengah tenggelamnya saung kecil, datang kabar yang mengejutkannya. Sms dari seorang temannya. Rupanya teman itu ingin meminjam barang si saung kecil, padahal seingat saung kecil, temannya itu sudah meminjamnya seminggu yang lalu dan belum kembali ke tangan saung kecil. Dengan hati berdebar mempertanyakan keberadaan barang itu, saung kecil mengingatkan temannya. Dan ternyata teman itu lupa belum mengembalikannya ke saung kecil dan sekarang benda itu entah ke mana.
Sedih melanda batin saung kecil. Bukan, bukan karena ia tidak tahu benda itu ada di mana sekarang. Tetapi lantaran ia tak mengerti mengapa temannya itu tidak menjaga benda yang ia pinjam dari orang lain. Terkadang kita tidak sadar ketika kita meminjam sesuatu kepada orang lain, kita begitu mudahnya meminjamkannya kepada orang lain lagi tanpa sepengetahuan pemiliknya. Hal yang paling sering terjadi adalah buku. Memang tidak ada salahnya ketika buku kita dipinjam dan dibaca oleh banyak orang, malah senang karena membawa manfaat bagi orang lain. Tapi, yang menjadikan risau kita sebagai pemilik benda, termasuk si saung kecil, adalah ketika jaringan pinjam-meminjam itu semakin meluas hingga si peminjam pun tak tau lagi benda itu milik siapa. Di sinilah tanggung jawab peminjam pertama (langsung dari pemiliknya) dipertanyakan.
Benda itu mungkin tidak berarti bagi saung kecil. Tapi apa yang terjadi pada benda itu hingga sekarang entah di mana, membuat saung kecil mempertanyakan arti sebuah tanggung jawab. Adakah yang bisa menjawab?
PS. Menjaga sesuatu bukan berarti harus menutupnya rapat-rapat. Menjaga sesuatu cukup kita pastikan bahwa sesuatu itu berada di jalan kemanfaatan dan kita tahu kemanfaatan seperti apa yang tengah dijalani sesuatu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar