Sabtu, 24 Maret 2012

Jejak Langkah Saung Kecil: Antara Superhero dan Kegalauan Kliennya

Sabtu malam, 24 Maret 2012

"Ini adalah sabtu malam", pikir saung kecil. Seperti biasanya, agenda rutin si saung kecil setiap sabtu malam adalah duduk mencakung di teras kamar kosnya. Kadang-kadang sendiri, kadang-kadang bersama teman kosnya. Tetapi yang paling sering terjadi adalah teman-teman kos saung kecil yang ikut mencakung akan meninggalkan saung kecil dengan segera dengan alasan kedinginan. Saung kecil sadar sesadar-sadarnya bahwa angin malam tidak baik bagi kesehatan. Tapi bukan saung kecil namanya kalau tidak bandel.

Sambil mendengarkan musik dan asyik menatap layar komputernya, saung kecil bisa mendadak menjadi patung dalam waktu yang lama. Pernah suatu malam saung kecil tergerak untuk mengamati bagaimana gaya berpacaran anak-anak muda jaman sekarang melalui suatu situs social network. Dari beberapa kasus yang ia temui di lapangan itu, saung kecil menemukan ada suatu kesamaan pola di antara mereka-mereka yang saling berbalas kemesraan di situs jejaring sosial. Pola di mana suatu ketika dalam frekuensi yang sering, para cewek ngambek dan para cowok berusaha untuk merayu ceweknya yang lagi ngambek tersebut. Dilihat dari tanggalnya, hanya berselang dua sampai tiga hari setelah berbaikan, mereka akan ngambek lagi.

Saung kecil tercengang ketika kenyataan itu juga menimpa salah satu teman sekolahnya dulu. Semasa sekolah, saung kecil tahu betul siapa temannya itu. Seorang yang mandiri dan tidak pernah meributkan hal-hal yang kecil. Tapi kenyataan yang ada sekarang, saung kecil merasa temannya itu berubah menjadi sosok yang manja, sejak bertemu dengan pacarnya itu.

Atas dasar ketercengangannya itu, saung kecil pernah menanyakan perihal fenomena perubahan sikap itu kepada seorang temannya yang menurutnya ahli di bidang perpacaran. Jawaban teman si saung kecil itu tidak secara langsung merujuk pada perubahan sikap. Begini kira-kira penjelasan yang didapat saung kecil dari temannya tersebut.

Seorang laki-laki seringkali merasa superior, ingin menjadi sosok superhero bagi lawan jenisnya. Hal tersebut menyebabkan cowok cenderung menyukai sosok cewek yang manja. Karena dengan kemanjaan cewek itu, si cowok akan merasa dibutuhkan dan harapannya untuk menjadi superhero dapat tercapai dengan lancar. Superioritas dan harga diri si cowok akan naik.

Sementara bagi seorang cewek, seringkali mereka ingin dimanja dan haus kasih sayang dari lawan jenisnya. Hal tersebut menyebabkan cewek melakukan berbagai hal yang bisa menarik perhatian lawan jenisnya. Melakukan hal-hal yang bisa menarik para cowok untuk merayunya, memanjakannya, dan menumpahkan perhatian kepadanya. Berhubung para cewek ini tahu bahwa cowok lebih suka pada cewek yang manja, maka para cewek ini berusaha untuk selalu tampil manja di hadapan lawan jenisnya.

Saung kecil mendengarkan penjelasan temannya si ahli perpacaran itu dengan mulut ternganga. Jadi selama ini seperti itu dinamikanya? pikirnya. Memang sih, apa yang terjadi adalah simbiosis mutualisme. Tapi sama sekali tidak berkualitas menurut saung kecil. Untuk apa itu semua tetap dilanjutkan jika tidak mendewasakan dan justru menjadikan regresi dalam kondisi emosional kedua belah pihak? Hampir-hampir judgment ini ditelan mentah-mentah oleh saung kecil, kalau saja temannya itu tidak menambahkan kalimat sakti di belakangnya. "Itu terjadi pada pasangan yang masih labil dan galau bin alay. Untuk pasangan yang serius dan tidak main-main dengan orang yang dicintainya, tidak akan berlaku demikian. Mereka suka kemandirian yang sewajarnya dan interdependensi (ketergantungan, kemanjaan .red) yang tidak dibuat-buat."

Saung kecil bernapas lega. Semoga masih banyak contoh-contoh dalam dunia perpacaran yang memfungsikannya sebagai sarana pendewasaan.


PS. Berhati-hatilah dengan perubahan sikap yang terjadi pada kita. Bisa jadi itu merupakan efek samping dari apa yang sedang kita jalani. Bisa positif, bisa pula negatif. Jika negatif yang kita temukan, segera periksakan ke klinik terdekat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar