Sudah sejam yang lalu mata saung kecil menyusuri baris demi baris tulisan yang ada di layar komputernya. Sesekali ia berdecak kagum. Sejak beberapa waktu yang lalu saung kecil memiliki hobi baru. Begitu ia mendapatkan koneksi internet di mana pun ia berada, ia akan berjalan-jalan di blog orang lain. Entah itu blog milik seorang teman dekat, teman yang baru dikenal, atau pun blog milik temannya teman. Pokoknya blog milik seseorang yang statusnya sama dengan saung kecil: mahasiswa dan bukan seseorang yang sudah menjadi publik figur sejak lama. Belum, saung kecil meralat. Suatu saat mereka-mereka itu akan menjadi publik figur yang menginspirasi orang banyak, lanjutnya. Seperti saat ini, meski malam telah jauh meninggalkan bising ramai, saung kecil masih saja asyik duduk di depan meja komputernya. Yea, inilah kehidupan para stalker (baca: berjalan-jalan di blog orang)
Saung kecil kembali berdecak. Ah, tulisan-tulisan itu milik seorang teman dekatnya. Mereka bertiga tumbuh di lingkungan yang sama sejak mereka masih kecil. Ah, lagi-lagi teman kecil. Saung kecil semakin ganas membaca larik-larik itu, dari kedua blog. Mendadak saung kecil merasa tertinggal jauh dari mereka. Saung kecil mengarahkan kursornya pada perintah new tab. Ia membuka blog miliknya sendiri yang sekian lamanya terbengkalai. Jumlah postingan yang ada di blognya jauh tertinggal dari kedua temannya itu.
Saung kecil pun mulai menyusuri satu per satu tulisannya. Ah, tulisan apa ini? Tulisan sampah! Hanya berisi coretan-coretan yang tak penting, hasil dari sok tahu si saung kecil. Saung kecil didera perasaan malu yang teramat sangat. Bagaimana mungkin ia bisa lengah dan kemudian tertinggal jauh di belakang. Padahal mereka berjalan bersama-sama di awal.
Mungkin hal yang belum dipunyai oleh saung kecil adalah motivasi dan ketekunan. Saung kecil merasa seringkali tergiur oleh pesona tetek bengek yang sebenarnya tidak berguna, tapi dilakukan juga olehnya. Padahal dunia seperti kedua temannya itulah yang ia impikan sejak kecil. Mungkin ia terlalu angkuh karena merasa bisa. Tapi nyatanya hingga waktu menggulir sekarang, ia belum bisa.
Jam di samping komputernya menunjuk angka 2. Sudah dini hari. Saung kecil menghela nafas. Mulai saat itu, ia niatkan untuk lebih tekun lagi. Untuk lebih peka pada hal-hal kecil di sekitar. Untuk lebih memberi ruang pada hal yang menjadi impiannya.
Saung kecil mengambil penanya. Dan mulai menarikannya di atas secarik kertas.
PS. Diperlukan hal-hal kecil untuk mencapai hal yang besar. Dan tidak ada jalan menuju ke sana kecuali dengan ketekunan dan motivasi yang kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar