10.00 pm
@my room
Good Nite! Saturday night ini..saatnya untuk rehat sejenak dari kesibukan kuliah. Masih inget postingan yang lalu tentang keempat sahabatku waktu SD? Tulisan kali ini masih ada hubungannya dengan itu. Bukan tentang siapa, tapi tentang bagaimana. Aku ternyata masih menyimpan beberapa scene tentang persahabatan kami kala itu.
Dulu kami selalu punya permainan asyik. Dari yang beneran permainan hingga main dulu-duluan nyampai masjid. Jadi dulu kelas kami berakhir jam 3 sore, jadi ada waktu istirahat sholat+makan siang. Kami berempat (aku, lilis, isma', nur) punya kebiasaan untuk balap lari dulu-duluan dari sekolah ke masjid (antara sekolahku dan masjid hanya dipisahkan oleh alum-alun kota). Tapi pasti berakhir dengan jalan bersama-sama, tidak kuat lari karena sakit perut sehabis makan! Sengkil atau suduken, istilah bahasa jawanya. haha..Terkadang kalau kami bosen sholat di Masjid Agung Al-Izhar, kami akan diam-diam berbelok, mengambil jalan menuju Masjid Al-Arif.
Kami juga main sama-sama dengan teman-teman yang lain. Lompat tali, boy-boy'an, donald bebek, sadingklik oglak-aglik, mencari jejak, domikado, and those kind of games yang entah sepertinya sekarang tidak lagi populer di kalangan anak-anak. Makan bareng (sebagian besar dari kami membawa bekal makan siang dari rumah) di kelas dan saling berbagi lauk. Ada juga teman yang cerdik. Nggak bawa bekal makan dan main comot makanan dari sana-sini dengan alasan mencicip, cukuplah untuk sekedar kenyang. Pernah juga pada suatu hari Jum'at, teman laki-laki jum'atan di Masjid sedangkan yang perempuan sholat di sekolahan. Tempat sholat kami di aula yang notabene menurut sejarah kakak-kakak kelas disitulah pusat keangkeran sekolah. Lah, kami, cewek-cewek nih, sok-sok'an pemberani menguak misteri gitu. Ada yang 'liat' katanya, tapi nggak tahu itu beneran atau akal-akalannya dia aja biar terkesan mistis dramatis gitu. Aku sih ngikut njerit kalau yang lain jerit, meski aku juga nggak liat hal yang aneh-aneh gitu. Pokok'e sing penting melu jerit, habis temenku itu ekspresinya juga beneran yang nakutin gitu sih, haha..
Di kelas juga nggak kalah seru. Saling membantu kalau ada tugas, ikut rame kalau pas gurunya nggak ada. Tapi seperti ciri khas anak SD, selalu fair dalam ulangan. Jadi meski biasanya saling menyontek tugas, tapi kalau udah yang namanya ulangan harian, jangan harap mereka mau memberi contekan. Boro-boro bertanya jawaban, kertas ulangan saja harus ditutupi dari 3 arah: kanan, kiri, dan depan! Pokoknya beneran jangan sampai ada yang melihat jawaban ulangan kita.
Yang paling seru adalah ketika kami main bareng sepulang sekolah atau pas waktu libur. Kami biasanya melakukan kunjungan bergilir. Ke rumahku lah, rumah lilis, rumah isma', bahkan ke rumah nur yang paling jauh pun dilakonin. Semuanya ditempuh dengan naik sepeda. Aku masih inget satu peristiwa yang sangat membekas dalam memoryku. Waktu itu beberapa minggu menjelang hari ulang tahun Lilis. Aku, Isma', dan Nur merancang surprise buat dia ceritanya. Bikin perayaan kecil-kecilan gitu. Rencana awal diadakan di rumah Nur. Jadi hampir tiap hari sepulang sekolah jam 3, aku dan Isma' mengayuh sepeda ke rumah Nur untuk membuat potongan huruf-huruf "happy birthday". Perjalanan ke rumah Nur yang penuh tantangan. Kami harus menuntun sepeda saat mendaki gunung tugel, kadang-kadang kami melepas sandal karena berat, belum lagi harus spot jantung kalau ketemu anjing di jalanan menanjak itu. Kami harus siap menerima gonggongannya tanpa bisa kabur ngebut, bagaimana bisa, sepeda saja harus kami tuntun karena tidak kuat tanjakannya! Belum lagi perjalanan pulang dari rumah Nur, sore yang mulai menggelap, kanan kiri hutan, jarang rumah, harus lewat 2 area kuburan pula, yang satu kuburan jawa, satunya lagi kuburan cina. Wow! menantang, penuh ketakutan, tapi asyik karena sepanjang perjalanan kami berbagi cerita dan bercanda. Lantas kemudian lokasi perayaan dipindah ke rumah Isma' dengan pertimbangan rumah Nur jauh, ribet menuju ke sananya. So, aku dan Nur mempersiapkannya di rumah Isma' (masih sepulang sekolah), meski lebih sering aku doang yang ke sana karena Nur jauh dan terkait dengan jemputan. Di rumah Isma' kami sering main di kebun ketela pohon, main-main di semacam padang rumput kecil di belakang rumah Isma' berusaha menangkap capung, atau sekedar berbagi cerita di ladang itu sambil menatap perbukitan gunung tugel. Hm..sungguh suasana yang menakjubkan bersama seorang sahabat. Dan tibalah hari itu. Kami membohongi Lilis agar mau ke rumah Isma' dengan alasan mengerjakan tugas. Di situlah surprise dimulai. Lilis ditutup matanya dan dibawa ke sebuah ruang kecil yang sudah kami hias dengan balon dan kertas krep. Ada roti kecil-kecilan juga seingetku di meja. Lantas nyanyi-nyanyi gitu dan dilanjutkan dengan memasak nasi goreng bersama-sama, dimakan sendiri bersama-sama pula! Oh ya, waktu itu hanya kami berempat yang ada di rumah itu, orang tua Isma' sedang kerja. Pokoknya di situ berasa yang hangat banget suasananya. Jadi pengen mengulang lagi saat-saat kebersamaan itu.
Setiap keping kenangan dalam hidup kita akan selalu hadir kala kita haus tentangnya. Kenangan itu masih sama wujudnya, warnanya, aromanya, suaranya, dan maknanya.
PS. Song of this night: Sahabat - Viky Sianipar feat Ihsan Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar