Sabtu, 09 Juni 2012

Jejak langkah saung kecil: Jaring Reminisense

Jogja, 9 Juni 2012

"Hey, kau siapa?"
"Nyata kah kau?"
Saung kecil terhenti pada pertanyaan-pertanyaan itu. Matanya memandang pada satu titik jauh di depan sana. Tepat satu tahun yang lalu. Pada tanggal yang sama. Pada tempat yang sama. Pada siang hari yang sama. Hanya orang-orang yang tak sama.

Saung kecil duduk bersendiri di tempat ini. Tepat satu tahun yang lalu, ia duduk bersama seseorang yang hingga sekarang menjadi misteri baginya. Satu tahun yang lalu, ada perbincangan yang menghangatkan saung kecil dengan seseorang itu. Perbincangan yang bagi saung kecil terlalu menakjubkan. Terlalu menjaring. Bahkan jika mungkin itu adalah sosok yang muncul dari khayalan saung kecil.

Saung kecil menghembuskan napas. Masih warna yang sama yang ada di hadapannya kini. Saung kecil mengingat senyum itu. Mengingat perbincangan yang mengalir itu. Mengingat pemikiran-pemikiran itu. Jejalan yang menjadi saksi. Saung kecil bahkan masih mengingat aroma yang menguar dari semesta. Pada hari itu. Setahun lalu.

Sehelai daun kering memaksa lepas dari ranting dan memilih untuk melewati tatapan saung kecil. Rebah di tanah. Saung kecil tersadar. Ini hari sudah berbeda dengan setahun lalu. Ini hari saung kecil sendiri. Saung kecil bahkan tak mengenalnya. Tak ada yang mengenalnya. Tapi perbincangan itu, saung kecil seperti telah lama mengenalnya.

Saung kecil berdiri, menantang angin. Ia menunggu. Mungkinkah seseorang itu juga tengah mengingat pertemuan setahun lalu itu bersama saung kecil? Mungkinkah seseorang itu bersepakat bahwa tiga jam setahun lalu itu terlalu sayang jika hanya menjadi tiga jam saja?

Angin menggesek pucuk-pucuk daun. Renyah mengulum harap saung kecil.


PS. Kau mungkin pernah bertemu seseorang yang sangat mengena. Diam-diam kau selalu merindukannya. Bahkan jika kau dan dia hanya bertemu sekali dan tak pernah ada kedua kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar