Senin, 21 November 2011

Bocah? Tak Lagi Bocah?

Selasa, 22 Nov '11
00.58 am

Dini hari ini..bukan belum tidur, tapi barusaja terbangun. Bangun dengan perasaan rindu yang tiba-tiba akan perbincangan itu. Perbincangan yang membuat kita makin haus akan apa yang sebenarnya terjadi pada hidup ini. Kini serasa kering. Pada siapa? Mungkin ada yang kupikir seharusnya bisa berkelana di alam itu. Tapi ternyata belum, masih serupa bocah yang memandang batu sebagai sekedar penghalang langkah kaki kecilnya.
Kita sudah bukan lagi seorang bocah, bukan? Mungkin memang suatu waktu kita akan merasa nyaman ketika ada di diri kebocahan kita. Just hanging out, fun, share about common things. Tapi, sisi 'tak lagi bocah' kita akan mengering ketika kita terlalu terlena pada pesonanya. Suatu waktu kita perlu membasahinya dengan 'more than just common things'. Ya, seseorang yang 'tak lagi bocah' akan memandang batu sebagai sesuatu yang lunak, misalnya. Atau batu sebagai representasi kehidupan lain selain bumi. Entah sebagai apapun itu, ia mampu melihat apa yang tidak terlihat dan tidak tersadari oleh orang lain.
Mungkin kita masih jauh dari dimensi 'tak lagi bocah'. Tapi bukankah kita punya pilihan untuk itu? Step backward, stay stuck, or step forward. Kita bisa memain-mainkan langkah kita selagi itu perlu. Tapi satu hal yang sampai kapanpun tidak bisa kita ubah-ubah sesuka hati kita: WAKTU.
Jadi, dimensi mana yang akan kita pilih sebagai tempat berpijak? Dan manusia seperti apa yang kita inginkan ada dalam diri kita?

PS. Song of this time: A Whole New World - Celine Dion feat Peabo Bryson. Berharap menemukan dunia baru. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar