sumber: google |
Hidup itu nggak pernah lepas dari yang namanya masalah. Kalau kamu ngeluh kenapa selalu ada masalah, mending akhiri aja hidupmu. Termasuk dalam menjalani hubungan, masalah akan selalu datang serupa dua sisi mata uang.
Pernah denger yang namanya putus? Masih percaya dengan istilah putus baik-baik? Yang namanya putus itu jelas nggak dalam keadaan baik-baik, kalau baik ngapain putus gaes? Nah, sebab putus adalah adanya masalah di mana keduanya sudah tidak mau lagi berusaha menyelesaikan masalah itu. Dan pernah denger juga yang namanya berantem? Yup, hello..masih ada yang menganggap berantem dalam hubungan itu adalah hal yang buruk? Bangun woi, hal yang buruk itu justru ketika ada masalah tapi tidak diselesaikan!
Kebanyakan dari kita cenderung tidak menyukai emosi-emosi tertentu yang tidak menyenangkan seperti marah dan sedih. Menghindarinya dengan membuang jauh-jauh masalah, bukannya melalui masalah untuk kemudian bisa merasakan emosi positif. Makanya ada orang putus-nyambung tuh ya karena itu, ketika ada masalah, males menyelesaikan dan memilih untuk putus. Kalau udah sama-sama lupa sama masalahnya lalu minta balikan lagi. Begitu kena masalah lagi, putus lagi. Nyambung lagi. Udah muter-muter aja di situ. Masalahnya tetap ada, enggak dinegosiasikan sih.
Kalau kamu menjalin hubungan cuma mau seneng-senengnya aja, itu model pacaran anak abege labil. Jadi kalau kamu ngakunya udah kuliah dan masih seperti itu, balik ke jaman SMA aja deh ya. Kalau tujuanmu pacaran untuk nyari kebahagiaan, kamu tersesat. Karena ujungnya ya tadi itu, bakalan gampang putus-nyambung. Bayangkan kalau sampai suami-istri seperti itu, orang bisa menikah puluhan kali selama hidupnya. gilee.
Semakin bertambah usia harusnya kedewasaan juga meningkat. Sudah ngerti dan fasih dengan yang namanya negosiasi dalam konflik. Hubungan yang dewasa itu dapat menjadi sarana untuk belajar menghadapi masalah, belajar berkomunikasi, belajar berbagai emosi. Tuhan menciptakan banyak emosi lho, sayang banget kalau kamu cuma mau merasakan emosi positif aja tanpa mau merasakan yang pahit-pahitnya. Mau kecewa, mau marah, sedih, berdebat, lalui saja semua itu. Karena di situlah terjalin komunikasi dan saling memahami. Ketika salah satu merasa marah tapi tidak dikomunikasikan, tidak ada perbaikan ke arah yang lebih baik dalam hubungan itu.
Yang namanya hubungan itu terjadi di antara dua orang kan? Kalau marah, kecewa, dan sedih itu berakhir dengan perpisahan, berarti gagal, karena cuma mau merasakan emosi itu sendirian. Berproseslah bersama, melalui berbagai emosi itu bersama-sama, bukan sendiri-sendiri. Hubungan yang baik bukanlah yang selalu merasa nyaman dan bahagia bersama. Hubungan yang baik adalah hubungan yang mampu berproses bersama, going through it apapun yang akan ditemui selama hubungan itu. Memang nggak nyaman ketika merasakan emosi-emosi negatif itu. Tapi emosi-emosi itu pun nyata adanya di dunia ini, dan kita sebagai manusia harus bisa berdamai dengan mereka. Emosi-emosi negatif itu juga butuh diterima oleh kita sebagai manusia.
Kecuali memang kalau kalian terlibat hubungan yang tidak mungkin, seperti beda agama, restu orang tua, dan menjalin hubungan dengan istri/suami orang. Kalau ketiga hal itu aman, go ahead guys! Berproseslah!
Pernah denger yang namanya putus? Masih percaya dengan istilah putus baik-baik? Yang namanya putus itu jelas nggak dalam keadaan baik-baik, kalau baik ngapain putus gaes? Nah, sebab putus adalah adanya masalah di mana keduanya sudah tidak mau lagi berusaha menyelesaikan masalah itu. Dan pernah denger juga yang namanya berantem? Yup, hello..masih ada yang menganggap berantem dalam hubungan itu adalah hal yang buruk? Bangun woi, hal yang buruk itu justru ketika ada masalah tapi tidak diselesaikan!
Kebanyakan dari kita cenderung tidak menyukai emosi-emosi tertentu yang tidak menyenangkan seperti marah dan sedih. Menghindarinya dengan membuang jauh-jauh masalah, bukannya melalui masalah untuk kemudian bisa merasakan emosi positif. Makanya ada orang putus-nyambung tuh ya karena itu, ketika ada masalah, males menyelesaikan dan memilih untuk putus. Kalau udah sama-sama lupa sama masalahnya lalu minta balikan lagi. Begitu kena masalah lagi, putus lagi. Nyambung lagi. Udah muter-muter aja di situ. Masalahnya tetap ada, enggak dinegosiasikan sih.
Kalau kamu menjalin hubungan cuma mau seneng-senengnya aja, itu model pacaran anak abege labil. Jadi kalau kamu ngakunya udah kuliah dan masih seperti itu, balik ke jaman SMA aja deh ya. Kalau tujuanmu pacaran untuk nyari kebahagiaan, kamu tersesat. Karena ujungnya ya tadi itu, bakalan gampang putus-nyambung. Bayangkan kalau sampai suami-istri seperti itu, orang bisa menikah puluhan kali selama hidupnya. gilee.
Semakin bertambah usia harusnya kedewasaan juga meningkat. Sudah ngerti dan fasih dengan yang namanya negosiasi dalam konflik. Hubungan yang dewasa itu dapat menjadi sarana untuk belajar menghadapi masalah, belajar berkomunikasi, belajar berbagai emosi. Tuhan menciptakan banyak emosi lho, sayang banget kalau kamu cuma mau merasakan emosi positif aja tanpa mau merasakan yang pahit-pahitnya. Mau kecewa, mau marah, sedih, berdebat, lalui saja semua itu. Karena di situlah terjalin komunikasi dan saling memahami. Ketika salah satu merasa marah tapi tidak dikomunikasikan, tidak ada perbaikan ke arah yang lebih baik dalam hubungan itu.
Yang namanya hubungan itu terjadi di antara dua orang kan? Kalau marah, kecewa, dan sedih itu berakhir dengan perpisahan, berarti gagal, karena cuma mau merasakan emosi itu sendirian. Berproseslah bersama, melalui berbagai emosi itu bersama-sama, bukan sendiri-sendiri. Hubungan yang baik bukanlah yang selalu merasa nyaman dan bahagia bersama. Hubungan yang baik adalah hubungan yang mampu berproses bersama, going through it apapun yang akan ditemui selama hubungan itu. Memang nggak nyaman ketika merasakan emosi-emosi negatif itu. Tapi emosi-emosi itu pun nyata adanya di dunia ini, dan kita sebagai manusia harus bisa berdamai dengan mereka. Emosi-emosi negatif itu juga butuh diterima oleh kita sebagai manusia.
Kecuali memang kalau kalian terlibat hubungan yang tidak mungkin, seperti beda agama, restu orang tua, dan menjalin hubungan dengan istri/suami orang. Kalau ketiga hal itu aman, go ahead guys! Berproseslah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar