Kamis, 08 Mei 2014

A Day With Tulus



Live in concert Tulus bersama Wardah beauty cosmetic tanggal 6 Mei kemarin menyisakan kesan yang amazing. Terutama bagi saya yang untuk pertama kalinya dalam hidup memutuskan untuk menonton konser secara langsung. Acara bertajuk A Day With Tulus itu berlangsung di Purna Budaya UGM dari jam 7-10 malam.

Selama ini saya tidak pernah tertarik dengan menonton konser secara langsung. Dua alasan saya simple. Pertama, kalau konser itu gratis, saya hampir bisa dipastikan tidak mendapatkan apa-apa karena tubuh saya yang kecil akan tenggelam berada di kerumuman orang itu dan tidak bisa melihat panggung. Kedua, kalau saya berada di konser di mana saya bisa duduk dengan tenang dan melihat dengan jelas yang ada di panggung, berarti konser itu menunjukkan angka uang. Semakin tinggi angka uang, semakin kita bisa melihat dengan leluasa dan puas. Nah, saya kepengennya tetap bisa melihat dengan jelas tanpa ketutupan tapi tanpa mengeluarkan biaya juga. Hampir tidak mungkin, bukan?

Dari berbagai pemusik yang pernah menjadikan Jogja sebagai salah satu destinasi konsernya, ada tiga penyanyi yang saya kepengen banget nonton yaitu Rick Price, Andre Hehanusa, dan Tulus. Rick Price penyanyi berkebangsaan barat era 90an. Saya suka banget lagu-lagu beliau. Sayang waktu itu karena artis international jadi harga tiketnya tidak terjangkau kantong saya. Andre Hehanusa juga penyanyi dari era 90an. Meskipun penyanyi domestik namun karena Om Andre ini, you know lah, setenar apa beliau itu, jadi harga tiketnya pun masih kurang ramah untuk saya. Bisa terjangkau sih tapi itu untuk kelas yang bisa dipastikan berdesak-desakan.

Nah, si Tulus ini nih yang gratis. Kali ini. Yup, saya juga surprise mendengarnya karena konser Tulus sebelum-sebelumnya di Jogja tidak pernah gratis. Konsernya besok bulan Juni pun tidak gratis. Sudah dari sekitar seminggu sebelum hari-H, saya sudah mendengar iklannya di radio. Konsernya ini dalam rangka road show wardah beauty cosmetic di mana si Tulus ini menjadi brand ambassador dari Wardah. Karena kerjasama dengan Wardah itulah konser beliau kali ini gratis, tidak seperti biasanya.

Saya kepengen banget nonton, tapi saya nggak tau mau nonton sama siapa (saya nggak tau siapa teman saya yang suka Tulus) dan sebenarnya saya sudah skeptis duluan karena kan gratis pasti lah desak-desakan dan bisa dipastikan saya yang kecil ini tenggelam di antara ribuan penonton lain di depan saya. Saya jadi memutuskan untuk mendengarkan interviewnya saja di Swaragama FM sejam sebelum konsernya. Tapi menit-menit terakhir, ketika sudah open gate juga sih, teman saya mengubah dunia saya. Haha.

Jadi waktu itu saya seperti biasa berkeliling lantai 2 mencari pasukan makan malam. Sampai pada saya menanyai teman saya "Galih kamu makan nggak?" "Nggak mbak, aku mau nonton konser." "Hah? Kamu mau nonton Tulus?" "Iyaa." "Aaa aku mauu!" Di situ saya galau. Pengen banget nonton mumpung gratis dan ada teman nonton tapi kalau di sana desak-desakan aku nggak mau. Akhirnya aku mau dengan syarat kalau aku nggak bisa ngeliat panggung aku pulang. Haha. "Buru mbak udah mau mulai". Demi Tulus, saya menunda makan saya. Saya bergegas ke kamar, papasan dengan teman saya yang baru pulang dan menanyai saya mau makan nggak. Saya bilang enggak mau nonton Tulus. Ferna, teman saya yang lain denger dari dalam kamarnya "Hah? Ada Tulus mbak? Aku ikuut, tungguu!"

Akhirnya kami bertiga -yang tahu Tulus- berangkat ngebut. Sudah mulai pembukaan jadi masuknya enggak perlu pake antri. Sudah penuh sih, tapi karena duduk lesehan, jadi bisa lumayan kelihatan lah. Kami kemudian ketemu dengan dua teman kos yang lain ternyata, Sinta dan Yuli. Kami maju dan menempatkan posisi di tengah.

Dibuka dengan orkestra dari UGM. Band pembuka selanjutnya adalah Batiga. Band asal Jogja. Entahlah saya juga baru tahu saat itu kalau ada band Jogja namanya Batiga. Drummernya itu temannya Galih ternyata, oalah. Sekitar jam 9 baru deh, Tulus.

Begitu Tulus menyapa penontonnya, langsung riuh suasana gedung Purna Budaya. Apalagi ketika Tulus mulai melantunkan satu persatu lagunya. Aaaah melting. Selama sekitar satu jam lebih dikit, Tulus membawakan 10 lagunya. Dimulai dari Baru, Jatuh Cinta, Gajah, Diorama, Jangan Cintai Aku Apa Adanya, Tuan Nona Kesepian, Teman Hidup, Bumerang, Sewindu, dan Sepatu sebagai lagu penutup. Semua lagunya dibawakan langsung, enggak lipsync, dan semuanya mengajak penonton untuk beryanyi bersama. Beberapa lagunya merupakan curahan hati asli dari Tulus sendiri. Energi khusuknya jadi lebih berasa ketika lagu itu dilantunkannya.

Jam setengah 11 selesai. Energi positifnya benar-benar masih terasa. Saya sampai nggak bisa tidur habis itu. Haha. Puaslah untuk sebuah konser gratis dari Tulus. Tulus lho, bukan artis yang kacangan lagu-lagunya.

Untuk menggambarkan kebuncahan rasa itu memang nggak bisa disubstitusikan dengan kata, akan berbeda rasanya ketika membaca laporan tentang konser dengan menonton konsernya secara langsung. Setiap orang punya rasa membuncahnya sendiri-sendiri. Bagi saya sendiri, saya akan meneriakkan ini "Tulus, that was awesome, you rock meen!!"

Penampilan grup orchestra UGM. cam: Ferna

















Performansi dari Batiga. cam: Swarin






Penampilan Tulus. Cam: Ferna

Cuplikan performansi Tulus "Jangan Cintai Aku Apa Adanya". Cam: Ferna


Cuplikan performansi Tulus "Sewindu". Cam: Ferna



Cuplikan performansi Tulus "Sepatu". Cam: Ferna









Tidak ada komentar:

Posting Komentar