Sabtu, 09 November 2013

Setapak Rindu, Setapak Jalan

Suatu ketika, kau sedang beristirahat dalam sebuah perjalanan. Kau bertemu teman lama. Kalian berbincang dan kau baru menyadari bahwa ia membawamu pada kenangan sebuah jalan setapak yang sudah lama tak kau lewati. Kesibukanmu membuatmu jarang melewatinya. Kerikil-kerikil kecil di sepanjang perjalananmu sekarang membuatmu belum sempat menoleh pada jalan setapak itu. 

Dan hari ini kau punya kesempatan untuk beristirahat. Teman lamamu menyadarkanmu pada jalan setapak itu. Ia masih bersetia pada jalan setapak itu hingga kini. Banyak hal yang kau bincangkan dengannya tentang semua partikel dan energi yang membersamai jalan setapak itu. Kau rindu. Ya, rindu untuk menoleh sejenak pada jalan setapak, melewatinya sejenak, sebelum kembali lagi menghadapi kerikil-kerikil kecil di perjalananmu sekarang. 

Sungguh, jalan setapak ini kelak akan tiba di sebuah jalan di mana ia akan bersebelahan dengan jalan yang sedang kau lewati sekarang. Jalan setapak akan bertemu dengan jalan raya. Jalan setapak yang hadir dengan kedamaiannya di sela ramai macetnya jalan raya. Jalan setapak yang akan kau lewati ketika kau memilih untuk berjalan kaki atau bersepeda. Kau menemukan inspirasi ketika menikmati perjalanan jalan setapak itu perlahan. Esok, ketika kau makin mahir dan makin berdamai dengan kerikil-kerikil kecil yang menyita penuh perhatianmu sekarang. Mungkin, kau pun akan segera bertemu dengan teman lamamu itu di jalan setapak, jika ia belum terlalu penat. 

PS. Ada satu rindu pada hal yang pernah kau geluti ketika bertemu dengan teman yang baru kau sadari berada dalam dunia yang sama selama ini, meski tak saling melihat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar