Rabu, 09 Oktober 2013

Psikologi Transpersonal: "Perjalanan" Self (the beginning)


Materi kuliah beberapa waktu yang lalu adalah tentang psikologi transpersonal. Psikologi transpersonal berbicara tentang bagaimana menggali aspek spiritual dan bagian dirinya yang paling dalam, sebagaimana ketika diri (self) mencapai transendensi. 

Mencapai jiwa transendental berarti letting go, melepaskan segala atribut diri yang bersifat keduniawian. Itu berarti juga dengan "being no one" dan mengembalikan posisi diri seperti awal ketika berada dalam alam lauful mahfud (jika dalam Islam). Sepintas lalu spiritual hampir mirip dengan agama. Akan tetapi kedua hal itu berbeda. Agama lebih bersifat ajaran dan nilai-nilai yang terorganisir sebagai penuntun hidup. Agama sudah terkotak-kotak dalam sistem, seperti Islam, Kristen, Khatolik, dll masing-masing memiliki ajarannya sendiri. Sementara spiritual adalah pencarian jiwa akan hakikat Tuhan dan tidak terikat dengan agama apapun.  

Lantas bagaimana kita bisa melakukan perjalanan spiritual untuk mencapai jiwa transendental itu? Kita sering dengar istilah relaksasi. Nah, cara paling sederhana untuk mencapai transendensi diri itu dengan cara relaksasi. Latihan pernapasan dan imagery. Sebagaimana yang kita tahu, di dalam tubuh kita terdapat bermacam-macam energi. Dengan latihan pernapasan, dimaksudkan untuk meningkatkan aliran energi dalam tubuh kita. Energi terbesar dari sesuatu berada pada titik tengahnya yang berisi kekosongan. Energi itulah yang disebut sebagai energi kosmik, yang pada akhirnya membentuk zat, termasuk jiwa. 

Pada perkuliahan saya beberapa waktu yang lalu itu kami melakukan latihan relaksasi. Kami berdiri melingkar. Sambil memejamkan mata, kami menarik nafas panjang, tahan di perut, dan keluarkan lewat mulut perlahan-lahan. Begitu seterusnya berulang-ulang. Kami diminta untuk konsentrasi mendengarkan suara-suar a sekitar dan membayangkan berada di suatu tempat. Saya, yang selama ini lebih sering relaksasi dengan posisi duduk, merasa agak aneh dan kesulitan berkonsentrasi sambil berdiri pada awalnya. Tapi untungnya tertolong dengan atur pernafasan itu tadi jadi bisa lebih rileks. Menurut penjelasan dosen, jika selama relaksasi ada bagian-bagian tubuh yang terasa sakit, di situlah aliran energinya tidak lancar.

Sesi kedua, masih memfungsikan pernafasan sebagai sarana mengalirkan energi, kami diminta untuk membuat lingkaran-lingkaran imajiner dari peran diri kita di dunia ini. Dimulai dari lingkaran tengah, yaitu lingkaran self di mana kita merasa aman berada di dalamnya, merasa tenang, terang, dan bersih. Kemudian, dari lingkaran tengah itu berpindah ke sebuah lingkaran lain. Di situ kami membayangkan menjalani peran hidup kami yang menyenangkan. Imajinasi-imajinasi itu dibuat sedetail mungkin dan rasakan bagaimana nyamannya. Setelah itu, dari lingkaran peran menyenangkan, berpindah lagi ke lingkaran peran yang berat. Kami membayangkan menjalani sebuah peran yang menurut kami paling berat dijalani. Sama, imajinasi ini juga detail dan rasakan bagaimana beratnya.

Setelah merasa cukup berat berada dalam lingkaran peran yang tidak menyenangkan itu, kami kemudian kembali lagi ke lingkaran tengah. Lingkaran self di mana kita merasa nyaman dan tenang berada di dalamnya. Di sini, kami melepaskan semua beban-beban dari lingkaran sebelumnya. Kemudian kami "kembali ke dunia sekarang" setelah merasa cukup aman dan nyaman dengan posisi diri kita.

Setelah membuka mata, saya merasakan perasaan yang luar biasa. Ada haru yang menyelinap, ada perasaan teramanahi, dan ada kehangatan cinta di sini. Saya lihat sekeliling. Teman-teman saya, beberapa ada yang menangis. Mereka punya cerita transendensi sendiri-sendiri atas "perjalanan" yang barusaja kami lakukan.

Di situlah letak psikologi transpersonal berada. Mengajak kita untuk memahami peran-peran apa yang sebenarnya sedang kita jalani di dunia ini. Apa, mengapa, dan bagaimana. Memahami bagaimana pola perputaran energi kosmis yang sedang terjadi. Di mulai dari mengenali peran diri kita sendiri sebelum akhirnya bisa memahami peran-peran hidup orang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar