Selasa, 24 Jul '12
10.00 pm
"Swarin, hari, boy,,, inget g thn lalu kita buka di lapangan blkg rumah rozaq,,"
Sms dari Mbak Pam tertanggal hari ini jam 5.25 pm. Butir bening seketika meleleh saat membaca barisan kalimat itu. Ya. Aku tak pernah melupakan saat itu. Bahkan aku masih bisa mengingat warna dan aroma yang menguar dari senja menjingga kala itu.
16 Agustus 2011. Belum genap satu tahun yang lalu. Awalnya, aku hanya mencari tempat inspirasi untuk menggarap tugas KKN. Rencana awal adalah di daerah atas, sekalian ngabuburit ceritanya. Tapi karena waktu yang tidak memungkinkan untuk mencapai atas, Mbak Pam punya ide untuk ke sebuah lapangan yang terletak di belakang rumah Rozaq. Okelah ke sana. Hanya berempat yang mau ikut: Mbak Pam, Hari, Boy, dan aku. Lalu ide itu tercuat. Untuk buka puasa bersama di lapangan. Sebungkus es dan beberapa potong gorengan.
Masih ingatkah kalian, suasana yang tercipta kala itu? Senja, lantunan adzan Maghrib, rumput, langit, angin, dan sahabat. Entah, bagiku perpaduan semua hal itu membawa romantisme tersendiri. Di situ, aku benar-benar merasakan ada sulur-sulur hangat yang mengalir dan enggan pergi. Saat kita duduk melingkar beralaskan rumput. Saat kita menyantap makanan berbuka. Saat kita berada di tengah lapangan. Saat kita berbagi cerita. Saat kita saling menatap. Terasa hangat. Dan bahkan, Tuhan pun meniupkan cintaNya untuk turut hadir di tengah-tengah kita kala itu. Saat mendengar lantunan Adzan Maghrib, aku benar-benar merasakan bahwa Allah tengah memeluk kita erat.
Aku bahkan masih ingat, saat itu aku ketakutan. Kalian bercerita tentang hal-hal yang tak nampak. Beberapa kali aku terpaksa menjauh dari kalian, agar tak mendengar. Aku memang penakut, dan kalian memanfaatkan itu (*tersenyum geli). Di jalan pulang, kalian tak henti-hentinya menakut-nakutiku. Aku tutup telinga, aku merajuk agar kalian menghentikannya. Tapi kalian tetap saja meneruskannya. Boy, kau yang paling getol menakut-nakutiku! (Haha).
Tapi jujur, meski aku ketakutan setengah mati, meski mungkin aku teraniaya saat itu, aku tetap saja merasa senja itu penuh dengan romantika. Ada warna dan rasa yang tak punya nama. Sesuatu yang khas. Kalian membuatku merasa disayang. Entah, mungkin hanya aku yang berlebihan. Tapi itu nyata kurasakan.
Aku kangen kalian. Masih bisakah kita berbuka bersama lagi? Masih bisakah kita berbagi cerita lagi? Masih bisakah aku melihat senyum kalian lagi? Mbak Pam, kau membuatku merasa menemukan sosok kakak, dan aku suka caramu memanggilku (kau tau itu), kapan aku bisa mendengarnya lagi? Hehe. Hari, kau menemukan sesuatu di rumput kah saat mengeksplore lapangan? Haha. Boy, kau paling ahli menakut-nakuti dan pasang tampang horor (bikin berasa main di film thriller. Tapi lebih baik begitu daripada tak menyapaku, tau'. Haha, piss komandan! :P). Tahu nggak si kalian, aku kangen itu semua. Sekarang, setelah setahun berlalu, kita jarang sekali bertemu. Kita tenggelam dalam kesibukan kita masing-masing. Aku kadang nangis sendiri kalau inget kedekatan kita berdua puluh dan warna-warni apa yang tersembunyi di baliknya (yeah, you know that..*nelen ludah). Tak apa. Tapi, ikatan itu jangan pernah putus ya? Apapun yang terjadi. At least, kita pernah saling kenal, kita pernah saling berbagi.
PS. Aku sayang kalian.. :*
~ Ini kisah tentang kita, pernah menyatu di suatu senja ~