Senin, 27 April 2015
Budaya membuang sampah sembarangan ternyata belum juga terlepas dari masyarakat kita. Bahkan hal tersebut juga masih ditemukan membudaya di kalangan yang katanya mengaku akademisi. Kampus. Yep.
Ketika saya sedang melalangbuana ke kampus tetangga untuk mengerjakan laporan praktek kerja, saya duduk di balai-balai yang sengaja disediakan kampus untuk aktivitas mengerjakan tugas. Di balai-balai tersebut ada sekotak jajanan kecil yang disebut kantin kejujuran. Ya, ternyata budaya berjualan di kalangan mahasiswa tidak hanya terdapat di kampus saya saja. Just in case ada yang belum tahu apa itu kantin kejujuran, biar saya jelasin dulu. Kantin kejujuran adalah jenis usaha berjualan a la mahasiswa (lazimnya adalah berbentuk makanan) di mana penjualnya sengaja meninggalkan kotak dagangannya tersebut di suatu tempat tanpa penjagaan. Di kotak tersebut sudah diberi keterangan harga masing-masing item, dan pembeli pun membayar dengan meletakkan uang di kotak kecil sebelahnya. Begitu saja penjual mempercayakan dagangannya. Makanya disebut kantin kejujuran karena yang berbicara di sini adalah kejujuran dari pembeli untuk membayar makanan yang dibelinya sesuai dengan harga yang tercantum.
Nah, di balai-balai tempat saya "nemplok" tersebut ada beberapa mahasiswa yang juga berkutat dengan laptopnya masing-masing. Di antara mereka ada yang membeli jajanan kantin kejujuran tersebut. Selesai makan, plastik pembungkusnya langsung saja ia lempar ke bawah meja tanpa rasa bersalah, bahkan tanpa ia mengalihkan pandangannya dari layar laptop di hadapannya. Demi apa! Kalangan akademisi yang katanya sudah kenyang dicekoki tentang pentingnya menjaga kebersihan ternyata masih belum menjiwai makna kebersihan itu. Hah.
Ada lagi kemudian di antara mereka yang memakan jajan. Sampahnya memang dikumpulkan di dalam sebuah plastik kresek. Beberapa saat kemudian kresek sampah yang ia letakkan di atas meja itu mengundang koloni semut. Ia kemudian memindahkan kresek tersebut ke sudut kursi dan ketika ia beranjak pergi, kresek tersebut tidak sekalian dibawanya.
Okay. Miris rasanya hal tersebut masih ditemui pada mahasiswa. Mirisnya lagi, di sekitar balai-balai itu memang tidak tersedia tempat sampah. Yah, ironis memang. Jadi kepada siapa sebenarnya nyinyiran ini patut ditujukan?
Laman
Label
- Halo Purworejo (9)
- Psychology (35)
- random (55)
- Ruang Cinta (6)
- Ruang Sastra (8)
- Sekuel Saung Kecil (68)
- Serba Serbi Dunia (23)
- Song's story (11)
Senin, 27 April 2015
Jumat, 23 Januari 2015
Boys vs Girls While in Problem
Haloo pria, kalau wanitamu sedang punya masalah, perlakukan ia sebagai wanita, bukan sebagaimana dirimu ingin diperlakukan
Haloo wanita, kalau priamu sedang punya masalah, perlakukan ia sebagai pria, bukan sebagaimana dirimu ingin diperlakukan
Langganan:
Postingan (Atom)