Kematian itu sendiri punya dua sisi mata uang. Di satu sisi mungkin dirasakan sebagai kemenangan, kebebasan, karena terbebas dari penderitaan di dunia (sakit lama dan parah), atau yang lebih religius karena ia rindu dengan Allah, dan saat kematian itulah ia bisa bertemu dengan Allah. Di sisi lain, bagi yang ditinggalkan, mungkin dirasakan sebagai sesuatu yang amat menyedihkan karena harus berpisah dan berada di alam yang berbeda dengannya kini. Tapi pernahkah kita berpikir, saat kita sedang bersedih karena kematian seseorang yang kita sayangi, justru mungkin seseorang yang kita tangisi itu tengah tersenyum bahagia?
Ah, bicara tentang kematian, memang kita harus selalu siap dengan apa yang akan terjadi. Kita tidak bisa menebak dengan tepat apa yang ada di depan sana. Mungkin orang yang kita sayangi satu-per-satu akan pergi meninggalkan kita, atau bisa jadi justru kita sendirilah yang akan mengalami saat-saat perpindahan dunia kita.
Lalu bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk dipertanggungjawabkan kepada Allah kala kematian menjemput kita? Sudahkah kita selama ini cukup menabung untuk itu?